Cara Merawat Eksistensi PCIM Taiwan Dibahas di Baitul Arqam 

Ketua PCIM Taiwan Damas Bariek. Cara Merawat Eksistensi PCIM Taiwan Dibahas di Baitul Arqam (Idham Choliq/PWMU.CO) 

PWMU.CO – Cara merawat eksistensi PCIM Taiwan dibahas di sesi pertama Baitul Arqam, Ahad (22/10/2023). 

Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan menyelenggarakan Baitul Arqam secara hybrid di Masjid Taichung, Taiwan. Ada dua sesi. Sesi pertama Baitul Arqam untuk PCIM, sesi kedua untuk PCIA. 

Kegiatan ini dihadiri segenap Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) dan Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIMz0 dari berbagai penjuru Taiwan seperti kota Taipei, Taoyuan, Taichung, Tainan, bahkan paling selatan Kaohsiung. 

Ketua PCIM Taiwan Damas Bariek dalam sambutannya mengapresiasi Majelis Pendidikan Kader sebagai pelaksana kegiatan. Juga semua peserta yang menghadiri kegiatan tersebut. 

Ia menyatakan, “Konsolidasi organisasi harus terus dilakukan untuk menjaga eksistensi persyarikatan. Salah satu kegiatan yang mampu mendukung eksistensi PCIM Taiwan adalah dengan menyelenggarakan pengajian secara rutin.” 

Tentu saja, sambungnya, kegiatan-kegiatan lain seperti pemberdayaan, filantropi, dan lainnya juga harus terlaksana. “Agar kehadiran PCIM di Taiwan memberikan dampak positif,” imbuhnya. 

Narasumber sesi pertama, Ketua Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan SFilI MPA. Gus Bah–panggilan akrabnya–menyampaikan pentingnya dakwah Muhammadiyah dan menyebarkan Islam berkemajuan di Taiwan. 

“Kadang-kadang kita tidak perlu menunjukkan dengan jelas bahwa kita adalah anggota Muhammadiyah saat berdakwah kepada masyarakat. Namun, ketika kehadiran kita dirasakan, mereka akan dengan sendirinya tertarik bergabung dengan Muhammadiyah,” terangnya. 

Baca sambungan di halaman 2: Karakter Gerakan Aisyiyah 

Karakter Gerakan Aisyiyah 

Ada dua narasumber di sesi kedua. Narasumber pertama, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Taiwan periode 2019-2021 Yuniar Wardani PhD. Dia berbicara Pergerakan Aisyiyah di Indonesia dan Taiwan. 

Yuniar Wardani awalnya menceritakan sejarah lahirnya Aisyiyah baik di Indonesia maupun di Taiwan. Dia mengatakan, “Pendiri Aisyiyah merupakan tokoh yang terlibat dalam pergerakan nasional awal, berpartisipasi dalam kongres perempuan, serta memberikan kontribusi besar di berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial.” 

Yuniar juga menekankan pentingnya PCIA memahami lima karakter gerakan Aisyiyah. “Yaitu Gerakan Islam Berkemajuan, Gerakan Perempuan Berkemajuan, basis pergerakan Aisyiyah yang ada di tingkat dasar (grass root), gerakan praksis amal usaha, dan berwawasan kebangsaan dan kemanusiaan universal.” 

Terakhir, Yuniar menegaskan pentingnya revitalisasi PCIA sebagai sebuah jaringan baru untuk hadir secara lebih intensif di setiap negara dan berperan secara proaktif di ranah global. 

Narasumber kedua, Wakil Ketua Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Aisyiyah Dr Norma Sari SH MHum. Norma membahas Gerakan Perempuan Berkemajuan. Sebelum mengupas Risalah Perempuan Berkemajuan yang menjadi pokok utama dalam rangkaian acara ini, Norma memberikan ice breaking yang menyemarakkan suasana pembekalan anggota PCIA Taiwan. (*) 

Penulis Idham Choliq Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version