Menulis Itu Menyehatkan, Ini Dua Alasannya

Menulis itu menyehatkan, setidaknya ada dua alasan. Seperti yang disampaikan Radius Setyawan MA, dosen UM Surabaya.
Webinar penulisan ilmiah (Nurul Mawaridah/PWMU.CO), Menulis Itu Menyehatkan, Ini Dua Alasannya

PWMU.CO – Menulis itu menyehatkan, setidaknya ada dua alasan. Seperti yang disampaikan Radius Setyawan MA, dosen UM Surabaya.

Webinar  dengan topik Penulisan Ilmiah Praktik Baik Kepemimpinan dan Pembelajaran
dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Penelitian Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur secara daring, Ahad (22/10/2023).

Kegiatan berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 11.00. Kegiatan ini diikuti oleh 48 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, ortom, dan khususnya Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah se-Jawa Timur.

Webinar kepenulisan ini merupakan salah satu program kerja departemen yang digagas bersama oleh Ria Pusvitasari, Nur Afni Rachman, Yenik Kholifatul Laila, dan Nurul Mawaridah.

“Webinar tersebut adalah bagian dari tindak lanjut kuesioner yang disebarkan ke seluruh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah se-Jawa Timur dalam rangka memfasilitasi kebutuhan pengembangan potensi perempuan di bidang pendidikan dan penelitian,” ungkap Vita, panggilan Ria Pusvitasari.

Narasumber yang dihadirkan secara virtual adalah Radius Setiyawan MA.
Mas Radius, sapaan akrabnya mengawali materi dengan berbagi dan latar belakangnya sebagai penulis.

Ia menceritakan pengalamannya berproses menjadi kader pemuda Muhammadiyah hingga akhirnya kini menjabat sebagai ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Bidang Riset, Teknologi, dan MSDM.

Menulis Itu Menyehatkan

Dosen dan peneliti Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa menulis itu menyehatkan. Adapun alasan yang disampaikan pertama adalah penting sekali untuk kesehatan mental dan fisik.

Dengan menulis, lanjut dia, pada akhirnya dapat meningkatkan daya ingat, meningkatkan mood yang baik dan mengurangi potensi stres akut. Teringat saat serangan pandemi Covid-19, dimana aktivitas diluar rumah dibatasi, muncul kebijakan work from home dan sejenisnya.

Di masa pandemi ini, manusia dipaksa untuk mengisolasi diri dan mengurangi aktivitas yang biasa dilakukan selama ini. Hal tersebut tentu menyebabkan banyak permasalahan psikis sehingga munculnya stress dan masalah kesehatan mental lainnya. Kesehatan manusia mencakup dua hal yaitu secara fisik dan secara mental.

Tentu saja keduanya penting dan harus selaras serta seimbang. Fisik yang kuat juga berasal dari jiwa yang sehat, sehingga jika mental atau jiwa tidak stabil, maka fisik pun bisa mengalami penurunan imunitas dan memunculkan gangguan-gangguan penyakit.

Alasan kedua adalah memberikan dampak menyehatkan secara ekonomi atau finansial. Menulis berpotensi memberikan sumbangsih kesejahteraan yang lebih besar, dan menambah pemasukan atau income. Dari aktivitas menulis dapat dipublikasikan diberbagai media, baik media cetak maupun elektronik berbasis offline maupun online.

Model-model tulisan populer, hibah, jurnal ataupun pemberdayaan yang sangat banyak diminati oleh pemilik platform berbayar ataupun free. Dengan demikian karya tulisan yang berhasil publish akan mendatangkan pundi-pundi keuangan.

Tips Menulis

Di akhir sesi, Radius membagikan tips dan trik memulai penulisan ilmiah popular yaitu membaca artikel ilmiah popular dengan topik-topik serupa di berbagai kanal media, baik media sosial maupun media massa kredibel.

‘Mengikuti mekanisme moderasi, editing, dan standar penulisan dari media yang dituju juga menjadi kunci penting yang tidak boleh ditinggalkan,” tuturnya.

Langkah selanjutnya adalah membuat kerangka opini yang relevan, mudah dimengerti khalayak, dan mendalam. “Rajinlah berlatih menarasikan dengan runut, memberi konklusi dan sikap yang tegas,” jelasnya.

Dan yang tak kalah pentingnya, mas Radius mengungkapkan perbanyak membaca berbagai literatur dan data untuk memperkaya penulisan dan diksi yang dipilih.

“Harapannya, webinar kepenulisan ini dapat berkelanjutan agar semakin banyak bermunculan perempuan-perempuan khususnya dari Nasyiatul Aisyiyah yang semakin produktif dan memiliki keterampilan berliterasi,” pungkas Mas Radius. (*)

Penulis: Nurul Mawaridah. Editor Darul Setiawan.

Exit mobile version