18 PRNA Se-Cabang Brondong Resmi Dikukuhkan

18 PRNA Se-Cabang Brondong Resmi Dikukuhkan. Musfiroh MPd saat memberikan SK kepada PRNA Jompong (Istimewa/PWMU.CO)
18 PRNA Se-Cabang Brondong Resmi Dikukuhkan. Musfiroh MPd saat memberikan SK kepada PRNA Jompong (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – 18 PRNA Se-Cabang Brondong telah resmi dikukuhkan oleh Pimpinan Cabang Nasyiatul Asiyiyah (PCNA) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Brondong pada Ahad (5/11/2023).

Kegiatan ini dihadiri Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Brondong, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Se-Cabang Brondong, dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Se-Cabang Brondong.

Ketua PCNA Brondong yang baru, Musfiroh MPd
menyampaikan pada sambutannya bahwa ia ingin terus membangun keharmonisan dengan semua pihak terutama keluarga besar Muhammadiyah Se-Kecamatan Brondong.

Hal tersebut dia buktikan dengan PCNA Brondong mengundang seluruh Pimpinan dari organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah mulai dari ranting hingga cabang.

“Kami sengaja mengundang dan bersilaturahmi tidak hanya dengan ayahanda PCM dan ibunda PCA. Melainkan juga dengan seluruh PRM/PRA se-Cabang Brondong,” ucapnya.

Dia berharap, semoga hari ini tidak hanya sekedar simbol sinergitas namun juga menjadi langkah konkret bahwa NA bisa bekerjasama, berkolaborasi, bersinergi dengan ayahanda & ibunda, juga saudara di AMM.

Selain itu, Firoh sapaannya juga mengungkapkan bahwa adanya NA tidak dapat dilepaskan dari peran Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Ketua PDNA Lamongan Arika Karim SHI SPd saat memberikan sambutan (Istimewa/PWMU.CO)

Bergandengan Tangan dan Berkolaborasi

Dia ingin memastikan PRNA yang ada di Brondong mendapatkan porsi untuk pendidikan, pembinaan maupun pendampingan sehingga mampu menjalankan rumah tangga Nasyiah.

“Seluruh PRNA bisa bergandengan tangan, bahu-membahu, berkolaborasi dan bersenergi dengan Ayahanda dan Ibunda Muhammadiyah atau Aisyiyah untuk menyemarakkan dakwah Muhammadiyah dan Nasyiah di rantingnya masing-masing,” tandasnya.

Dia juga menyampaikan bahwa menjadi pemimpin harus “Kober dan Open” dalam Bahasa Jawa. Maksudnya, Kober mengatur waktu dan prioritas gerakan serta open istiqomah dengan gerakan-gerakannya. Maka egoistis harus ditinggalkan dan menjadi tauladan yang baik.

“Karena menjadi pemimpin itu tidak mudah, pasti memiliki lika-likunya. Sebaik apapun kita akan terlihat kekurangannya. Ya, karena kita memiliki tugas untuk menjaga marwah organisasi. Maka, segala tindak tanduk harus mencerminkan akhlakul karimah, karena semua berlabel Nasyiah,” tutpnya.

Sedangkan Ketua PDNA Lamongan Arika Karim SHI SPd juga berpesan 2 hal. Pertama menjadi Nasyiah harus memiliki aqidah kokoh, karena menurutnya perbedaan aqidah akan berdampak pada perbedaan segalanya.

Bahkan Rasulullah SAW t. idak bisa bertemu dengan pamannya yang sangat ia sayangi di surga karena perbedaan aqidah.

“Selanjutnya mengenai sampah. Kami, ingin menanggulangi sampah dan menguranginya. Khususnya sampah plastik. Maka, bagi ibu-ibu bisa memilah dan memilih sampah basah yang bisa dijadikan pupuk dan sampah kering yang bisa didaur ulang atau dibakar,” ucapnya. (*)

Penulis Zulfatus Salima Editor Nely Izzatul

Exit mobile version