Cerita Guru Tamu tentang Palestina di Sekolah Kreatif

Cerita Guru
Almoatasamabellah bersama murid Sekolah Kreatif SDM 16 Baratajaya. (Riska/PWMU.CO)

PWMU.CO – Cerita guru tamu dari Gaza, Palestina, mewarnai Entrepreneur Week 2023. Guru tamu Almoatasamabellah JR Shnewra Lc berbagi cerita bersama siswa-siswi Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Baratajaya Surabaya, Jumat (10/11/2023).

Sebelum berbagi cerita, Almoatasamabellah turut dalam lelang pin dan gantungan kunci berdonasi, Pawai Hari Pahlawan, dan Aksi Solidaritas dengan menggalang dana untuk warga Palestina.

Kegiatan ini dihadiri Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngagel, Lazismu Kota Surabaya, dan perwakilan Komite Sekolah.              

Perang Palestina-Israel yang pecah sejak 7 Oktober, Almoatasamabellah belum bisa terhubung dengan keluarganya di Gaza.

Dia yang mahasiswa S2 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bercerita tentang kondisi di Gaza yang sedang kesulitan mendapatkan air, listrik, makanan, dan kebutuhan yang lain.

”Keluarga sekarang masih tiga, namun tidak bisa terhubung. Tidak bisa whatsapp, tidak bisa telepon biasa dan tidak bisa hubungi sama sekali. Tapi alhamdulillah Kamis lalu bisa telepon ummi setelah beberapa hari dan pekan tidak bisa,” cerita guru tamu Almoatasamabellah.

Ia mengatakan, sekarang selama tiga pekan keluarga tidak bisa kembali ke rumah. ”Karena mereka mengungsi di rumah sakit terus ke rumah lain. Anak-anak sekolah tidak ada. Selama 35 hari kemarin tidak ada sekolah. Ujian semester mau dimulai tetapi mereka belum masuk sekolah selama satu bulan ini,” katanya.

Kemudian Almoatasamabellah melempar pertanyaan. ”Berapa orang yang sudah mati syahid sampai sekarang di Gaza?” tanya ia di hadapan siswa.

”Sekitar sepuluh ribu orang,” jawab Alaric Beale Amzar siswa SDM 16 dengan percaya diri.

”Dari sepuluh ribu delapan ratus yang syahid, ada lima ribu anak yang umurnya di bawah 16 tahun,” ucap Almoatasamabellah yang sekarang tinggal di Gresik Kota Baru (GKB).

D iakhir bercerita, guru yang pernah mengajar tahfidh di Gaza selama tujuh tahun ini berpesan pada siswa sekolah kreatif untuk tetap semangat belajar.

”Kalian harus mempunyai semangat yang tinggi menjadi hafidh Quran,” ujarnya.

Kemudian ia mengajak para siswa membaca surat al-Ashr agar mendapat pertolongan Allah.

Usai cerita guru tamu dari Gaza itu menikmati tampilan siswa kelas V. Di antaranya teatrikal, menyanyi lagu Atuna Tufuli, musikalisasi puisi, serta gerak dan lagu Heal the World dengan membawa bendera Indonesia dan Palestina. Berkostum putih-putih dan pakaian ala Palestina mereka berhasil tampil memukau.

Penulis Riska Oktaviana  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version