Parenting SD Muda Tusida Hadirkan Trainer Nasional, Ini yang Dibahas  

Parenting SD Muda Tusida hadirkan trainer nasiona. Kegiatan berlangsung di Fave Hotel, Jl Jenggolo 15, Pucang, Sidoarjo, Sabtu (25/11/23).
Bunda Kurnia Widhiatuti, Trainer Parenting Nasional yang dihadirkan SD Muda Tusida (Sumardani/PWMU.CO)

PWMU.CO – Parenting SD Muda Tusida hadirkan trainer nasional. Kegiatan berlangsung di Fave Hotel, Jl Jenggolo 15, Pucang, Sidoarjo, Sabtu (25/11/23).

Sekolah Kreatif  SD Muhammadiyah 2 Tulangan Sidoarjo (SD Muda Tusida) mengadakan seminar parenting, dengan menghadirkan narasumber tingkat nasional Bunda Kurnia Widhiatuti.

Sekolah dengan moto “Selalu Berusaha menjadi Lebih Baik”, itu mengangkat tema parenting orangtua harus mempunyai  ALERT (arranger, librarian, edukator, role model, dan transformer ) dalam mendidik anak.

Pada sambutan iftitahnya, Kepala SD Muda Tusida Widyaningrum SE menyampaikan, mengingormasikan jika sudah ada tiga kelas dan menuju empat kelas dalam PPDB 2024-2025. “Monggo Bapak Ibu untuk memasukkan putra-putrinya bersekolah meneruskan kakaknya. Ada program khusus inden PPDB Tahun 2024-2025 berupa diskon khusus,” ujarnya.

Jadi Orangtua Harus Smart

Bunda Kurnia Widhiatuti, narasumber yang juga penulis buku best seller, itu menyampaikan, membangun peradaban yang sukses dapat dilihat dari sejarah kejayaan zaman Khilafah Turki Utsmani. “Pada zaman itu masyarakatnya terbagi dengan tiga ciri, yakni ulama, masyarakat, dan prasasti.

Cirinya, lanjut dia, yakni ulama dan masyarakat yang mempunyai intelektual dan spiritual tinggi, serta menguasai teknologi pada zamannya. “Juga mempunyai warisan atau prasasti,” imbuhnya.

Bunda Kurnia kemudian membedah satu persatu tema yang diangkat, yaitu orangtua harus mempunyai ALERT dalam mendidik anak-anaknya. Pertama, arranger. Jadi orangtua harus bisa mengomando anak – anaknya dalam mendidik anak, yang  tentu dilandasi nilai-nilai yang Islami.

“Contoh, ajari anak merencanakan kegiatan jauh hari. Ajari anak hidup efisien, fleksibel, dan mengorganisasi kegiatan,” jelasnya.

Kedua, librarian, yakni jadilah orangtua yang dapat menjadi rujukan anak-anak untuk curhat atau partner diskusi. “Inilah indikator komunikasi dua arah berjalan. Orangtua jadi sumber rujukan berpikir bagi anak,” lanjutnya.

Ketiga, educator, jadilah orangtua yang mampu menjadi guru dan pengajar dalam memberikan banyak pengetahuan. Yakni menjadi fasilitator masuknya ilmu ke dalam benak anak-anak, serta menjadi orangtua yang smart.

Keempat, role model, yakni orangtua harus menjadi contoh bagi anak-anaknya. “Jadilah orangtua yang shalih, smart, aktif berorganisasi, libatkan anak dalam setiap kegiatan. Maka dengan itu anak akan merekam dan mencontohnya,” paparnya.

Kelima, transformer, yakni orangtua harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan menguasai teknologi. “Jadilah orangtua yang mau belajar sebanyak-banyaknya. Orangtua harus mau mentransformasi diri,” ungkapnya.

Teladan Anak Angkat Nabi

Di akhir, Bunda Kurnia Widhiatuti memberikan contoh anak angkat Rasulullah Saw yang mempunyai keberanian dalam berperang, yaitu Usamah Bin Zaid.

Putra Zaid bin Haritsah itu saat masih muda diamanahi Nabi Muhammad memimpin pasukan menaklukkan Baitul Maqdis, Masjidil Aqsa. Inilah pasukan muslim pertama yang menaklukkan Baitul Maqdis dari tangan kaisar Romawi.

Bunda Kurnia melihat pejuang muslim di Palestina merupakan buah didikan orang tua yang menjadikan anak-anaknya seperti Usamah Bin Zaid. Para pejuang Palestina akan merebut kembali Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa dari Zionis Israil. (*)

Penulis Sumardani. Editor Darul Setiawan.

Exit mobile version