Musyran Muhammadiyah Ngrendeng, Amalkan Tiga J

Musyran Muhammadiyah Ngrendeng
PRA dan PRM Ngrendeng (Suwarno/PWMU.CO)

PWMU.CO – Musyran Muhammadiyah Ngrendeng Ngawi berlangsung di Balai Desa Ngrendeng, Ahad (26/11/2023).

Musyawarah Ranting diawali dengan pentas seni murid RA Perwanida dan MIM Ngrendeng.

Acara dihadiri 500 undangan jajaran PCM dan PCA Sine, Kepala Desa Ngrendeng dan perangkat, PRM dan PRA Ngrendeng, siswa, wali murid RA dan MIM Ngrendeng.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Ngrendeng Joko Susanto mengingatkan kepada jamaah untuk membangun jiwa dan raga sebagaimana lirik lagu Indonesia Raya.

”Marilah bersama-sama membangun jiwa dan raga menuju Ngrendeng Alam Damai,” kata Joko Susanto.

Musyran Muhamamdiyah Ngrendeng dibuka oleh Drs Suparno MA mewakili Ketua PCM Sine.

Suparno memberi apresiasi terhadap pelaksanaan Musyran PRM-PRA Ngrendeng.

”Ini adalah Musyran pertama di Cabang Sine. Inilah Musyran yang berasa Musycab,” ujar Suparno yang disambut dengan gempita tepuk tangan jamaah.

”Dikatakan berasa Musycab karena suasana Musyran yang meriah dengan pendukung yang banyak,” tambahnya.

Tiga J

Sebelum Musyran digelar, Ustadz Drs Hisyam Azzaini, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Sragen Jawa Tengah, diundang khusus untuk memberikan tausiyah.

Dia berpesan kepada jamaah, khusus calon pimpinan yang terpilih untuk mengamalkan resep sukses organisasi yaitu Tiga J.

“Amalkan three goal  J agar persyarikatan moncer ke depan,” ujar Hisyam.

Pertama, Jamaah. Urus jamaah agar persyarikatan tidak ditinggalkan. Siapkan apa yang dibutuhkan jamaah. Terkait pelayanan jamaah, dia mencontohkan manajemen Masjid Jogokaryan Yogyakarta dan Masjid Raya al-Falah Sragen.

Kedua, jam’iyah atau organisasi. Pengelolaan jamaah bisa dilakukan melalui persyarikatan. Persyarikatan dibentuk untuk melayani jamaah.

Ketiga, jariyah. Banyak amal jariyah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pahala berlipat dan tidak terputus.

Jika jamaah dikelola melalui jam’iyah yang baik tentulah jamaah akan mampu beramal jariyah sebagai bekal hidup di dunia dan akhirat.

Usai kajian, jamaah menikmati sarapan nasi bungkus bersama dan disuguhi kreativitas seni penampilan murid  MIM Ngrendeng berupa tarian budaya, Tapak Suci, dan tari reog.

Bazar kuliner khas Ngrendeng menjadi idola jamaah, diserbu seusai kajian dan sarapan. Ada juga bazar pakaian pantas pakai yang disiapkan oleh Bunda Aisyiyah Ngrendeng sebagai pendukung kegiatan Musyran Muhammadiyah Ngrendeng.

Penulis Suwarno  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version