Perupa Banyuwangi Memperingati Harjaba dengan Pameran Lukisan

Perupa Banyuwangi Jawa Timur memperingati Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) Ke-252 dengan pameran lukisan, Sabtu (10-16/12/2023). (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO –  Perupa Banyuwangi Jawa Timur memperingati Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) Ke-252 dengan pameran lukisan, Sabtu (10-16/12/2023).

Sebanyak 80 pelukis se-Banyuwangi mengadakan pameran lukisan selama sepekan, mulai Ahad  sampai dengan Sabtu ( 10-16/12/2023) yang diselenggarakan di Gedung Juang 45 Jl Susuit Tubun-Pasar Kepatihan Banyuwangi. Acara ini dikemas berupa pameran dan ajang silaturahmi perupa Banyuwangi dengan tajuk Kupu Jedung.

Dalam bahasa Banyuwangi (suku using) kupu jedung adalah kupu yang sangat besar dalam bahasa lain ada yang mengatakan kupu gajah (Attacus atlas). Perupa Banyuwangi M Kojin mengatakan, kupu-kupu bisa menjadi indah melalui proses panjang metamorfose dari suatu yang jelek.

“Bahkan ada sebagian yang geli jika melihat ulat namun setelah melalui tahapan-tahapan menjadi suatu yang indah bahkan keindahan menginspirasi para seniman lukis, penyair, musisi untuk menciptakan karyanya seindah kupu-kupu dan kami ingin transpformasi seperti proses kupu-kupu tersebut,” ungkap Penasihat di Komunitas Perupa Banyuwangi, Sabtu (16/12/2023).

Dia menuturkan, di hari Sabtu pameran tepat pukul 19.00. Acara dimeriahkan oleh grup musik Jazz Patrol Kawitan dari Kecamatan Kepatihan Banyuwangi yang menyungguhkan campuran alat musik tradisional (kenthongan,angklung,seruling,bas keroncong).

“Dipadu dengan gitar akuistik dan biola dilantunkan dalam irama jazz merupakan kombinasi langka di Banyuwangi sehingga mampu menghipnotis para pengunjung pameran untuk ikut bergoyang sedang lagu yang dinyanyikan semua lagu daerah Banyuwangi tempo dulu diantaranya uki-uki dan yaoke-yaoke,” jelasnya.

Bupati Banyuwangi

Tepat pukul 20.05 WIB, Sabtu (16/12/2023) Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani hadir dilokasi pameran langsung menuju ke ruang pameran berkeliling memperhatikan lukisan-lukisan yang dipajang.

Dia kemudian menandatangi prasasti yang disiapkan oleh panitia sebagai tanda penutupan acara pameran lukisan Tahun ini.

Ipuk Fiestiandani mengatakan permohonan maaf  saya yang sebesar-besarnya bahwa tidak bisa menghadiri acara pembukaan karena padatnya kegiatan  diakhir tahun.

Selanjutnya Bupati menuju kepada Lukman Hakim salah satu pelukis difabel berasal dari Kecamatan Singojuruh yang pada saat itu tengah memperagakan melukis dengan kaki dengan seksama Bupati memperhatikan dengan seksama coretan demi coretan.

Tepat pukul 21.15 Wib Bupati berpamitan pulang dengan ucapan selamat dan sukses untuk semuanya. (*)

Penulis Abdul Muntholib. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version