Siswa SMP Muhi Genteng Hadiri Undangan Bupati di Harjaba

Reyhan Iftitan Ramadhanu bersama diundang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Siswa SMP Muhi Genteng Banyuwangi Jawa Timur diundang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam acara peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) Ke-252, Senin (18/12/2023).

Siswa Muhammadiyah 1 (SMP Muhi) Genteng Reyhan Iftitan Ramadhanu hadir dalam acara siswa berprestasi tingkat SD/SMP/SMA/SMK sederajat mengikuti upacara yang bertempat di halaman Kantor Bupati Banyuwangi Jl Jendaral A Yani No100 Banyuwangi.

Sesuai undangan semua peserta diwajibkan memakai baju adat Etnis/Suku yang ada di Banyuwangi (Using/Madura/Jawa/Arab/Bali/Tionghoa/Mandar/Bugis). Reyhan Iftitan Ramadhanu mengenakan busana adat Madura Kraton karena ibunya berasal dari Madura.

Dia diundang atas beberapa prestasi non akademik yang pernah diraih diantaranya Juara I Lomba Pidato Islami Muhi Mencari Bakat VII-2021 tingkat Kabupaten), juara I Pidato Islami Muhi Mencari Bakat VIII-2022 tingkat Kabupaten), juara II Lomba Bercerita Peringatan Bulan Bahasa 2022 tingkat Kabupaten, dan  juara I Lomba Cerita Islami 2023 tingkat Kabupaten.

Reyhan Iftitan Ramadhanu bersama MenpanRB Abdullah Azwar Anas (Istimewa/PWMU.CO)

Kedubes Norwegia

Upacara Harjaba Ke-252 tahun 2023 dimulai tepat pukul 07.00 WIB dan bertindak selaku Inspektur upacara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani komandan upacara Camat Siliragung Budi Priambodo dan doa oleh pejabat Kementrian Agama Kabupaten Banyuwangi.

Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, sejarah Banyuwangi tidak terlepas dari cerita Legenda Sri Tanjung seorang wanita cantik istri dari Patih Sidopekso dengan rajanya Prabu Sulahkromo dikarenakan sang prabu terpikat dengan kecantikan Sri Tanjung ditebarkanlah fitnah kepada Patih jika istrinya telah menggodanya.

“Konon Sidopekso murka dan membunuh istrinya kemudian istrinya berwasiat mohon jasadnya diceburkan ke sungai jika airnya berbau busuk. Dia yang bersalah tetapi jika airnya berbau wangi dia tidak bersalah dari situlah asal usul Banyuwangi,” katanya.

Dia menuturkan, dua setengah abad berlalu kini Banyuwangi telah menjadi kota yang diperhitungkan secara nasional kerana prestasi-prestasi nasional yang telah diraih.

Hadir pada acara tersebut Kedubes Norwegia dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas. Upacara berakhir pukul 09.00 WIB dan seluruh undangan dimohon berkumpul di pendopo Bupati untuk beramah tamah dengan MenpanRB. (*)

Penulis Abdul Muntholib. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version