Mendesain Sekolah Bermutu, Ini Strateginya

Mulyana mengisi workshop mendesain sekolah bermutu. (Alief/PWMU.CO)
Mulyana mengisi workshop mendesain sekolah bermutu. (Alief/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mendesain sekolah bermutu menjadi bahasan workshop yang diadakan oleh MTs Muhammmadiyah 1 Malang (Matsamutu) di My Dormy Hostel UMM, Sabtu (20/1/2024).

Peserta workshop kepala SD-MI negeri dan swasta se Malang Raya. Terdiri Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.

Tema workshop mendesain penjamin mutu dan keunggulan untuk membesarkan sekolah. Menghadirkan narasumber Dr Mulyana SPd MSi.

Pembahasan fokus bagaimana strategi menjadi sekolah unggul, sekolah favorit, dan sekolah besar dengan memahami tolok ukurnya, sehingga bisa disebut sebagai sekolah bermutu dan terjamin.

Mulyana menyampaikan klasifikasi sekolah besar jika rombongan belajar lebih dari 24 rombel. Sekolah unggul jika memiliki prestasi akademik dan non akademik. Sekolah favorit jika banyak diminati oleh para wali murid.

Dia menambahkan,”Jika sekolah Anda belum termasuk kategori di atas, maka sekolah harus melakukan inovasi dan terobosan cepat dan tepat sasaran.”

Inovasi dan terobosan tertuju pada sekolah yang siswanya di bawah 250 anak. Seperti memperbaiki mutu sekolah, mulai dari jam masuk lebih pagi, jaminan bisa mengaji, wudhu, dan shalat dengan benar, ekstrakurikuler ditambah, ada makan siang dari sekolah, pelayanan antar jemput harus ada, selain itu Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lebih awal.

”Terobosan sekolah juga bisa dilakukan dengan memperbanyak mitra di luar sekolah, pembelajaran melibatkan guest teacher (guru tamu), datangkanlah guru asing, pelayanan kesehatan dari dokter langsung meskipun sepekan sekali,” tutur Mulyana.

Tiga Strategi

Dia lantas menjelaskan tiga strategi penjaminan mutu sekolah. Pertama, Quality Planing yang berarti sekolah harus membuat perencanaan program unggulan secara matang dan sekolah juga harus melakukan inovasi setiap saat.

Kedua, Perform Quality Assurance. Program yang telah direncanakan harus dilaksanakan secara maksimal.

”Program jangan hanya untuk pajangan di meja kepala sekolah tetapi harus benar-benar dilaksanakan,” ujarnya.

Ketiga, Perform Quality Control. Sekolah harus selalu memonitor  apakah program unggulan tersebut dapat berjalan dengan baik atau tidak.

”Untuk menjaga kualitas maka quality control jangan hanya dilakukan akhir tahun, tetapi evaluasi setiap bulan,” tutur Mulyana yang guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.

Pada sesi diskusi, Hana Ayudah MPd,  Kepala SD Muhammadiyah 4 Kota Malang, bertanya bagaimana caranya melibatkan wali murid untuk dapat membantu membesarkan sekolah.

Wakil Ketua Majelis Pembina Kesejahteraan Sosial PWM Jawa Timur ini menjelaskan, sekolah dapat mengidentifikasi wali murid yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan sekolah.

”Mereka diundang ke sekolah diajak diskusi dan sharing bagaimana mereka ikut berperan membesarkan sekolah dengan lebih efektif,” jelasnya.

Amalia Dyah, Kepala SD Negeri Kota Malang bertanya,”Bagaimana mengoptimalkan seluruh guru dan karyawan untuk berperan membesarkan sekolah.”

Mulyana menjawab, kepala sekolah yang hebat itu harus mampu memetakan potensi, keahlian, dan senioritas guru. Diajak diskusi, sharing, untuk  ikut membesarkan sekolah bersama-sama.

Kemudian peserta berkomitmen bersama mendesain sekolah bermutu dengan menyusun perencanaan keunggulan yang mampu bersaing di tingkat regional, nasional, dan internasional.

Kepala MTs Muhammmadiyah 1 Malang Truli Maulida MA menyampaikan, acara ini mengumpulkan kepala sekolah untuk mengetahui kebutuhan perbaikan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang, serta bersinergi sebagai sesama tenaga pendidik yang bergerak dalam lembaga pendidikan.

”Tujuan utama workshop adalah membuat penjaminan mutu, kebijakan mutu dan sasaran mutu karena ini perannya para pemimpin sekolah,” ujarnya.

Penerapan kurikulum merdeka, kata dia, nyatanya tidaklah sesederhana yang disosialisasikan, RPP cukup satu lembar, desain pembelajaran dikembalikan kepada masing-masing instansi sekolah.

Penulis Alief Mortuno Seger, Muhlis Ahmad Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version