Tiga Syarat Perbuatan Bernilai Amal Shaleh, Pemberian Politik Termasuk?

Rektor Umsida Hidayatullah menyampaikan tausiah tentang tiga syarat perbuatan bernilai amal shaleh (Dian Rahma Santoso/PWMU.CO)

PWMU.CO – Tiga syarat perbuatan bernilai amal shaleh disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatullah MSi dalam Tabligh Akbar di Balai Desa Masangan Wetan, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (4/2/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Masangan Wetan itu disertai berbagai rangkaian acara. Yaitu bakti sosial 100 paket sembako, bakti kesehatan bekerja sama dengan Rumah Sakit Aisyiyah (RSA) Siti Fatimah Tulangan, dan pengukuhan pimpinan Muhammadiyah, Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah Ranting Masangan Wetan.

Dalam ceramahnya, Hidayatullah mengawali dengan mengajak seluruh audiens untuk bangga menjadi umat Islam.

“Kita ini sebagai umat Islam harus bangga, karena di dalam ajaran Islam itu sesungguhnya terlalu banyak kemudahan bagi kita untuk bisa masuk surganya Allah,” katanya.

“Bagi umat Islam itu, kalau manut ajarannya Allah, masuk surga itu lebih mudah daripada masuk neraka. Kita itu kalau hadir di tempat seperti ini, kata nabi, akan dimudahkan jalan menuju surga,” imbuhnya.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu mengutip itu hadits Nabi SAW mengatakan, “Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzi No. 2682, Abu Daud No. 3641, dishahihkan al-Albani dalam Shahih Abu Daud. 

Hidayatulloh lalu menekankan isi hadits tersebut, “Ibu-ibu di Masangan Wetan ini hobi ngaji, hobi menghadiri majelis taklim, hobi mengikuti acara seperti ini, insya Allah lebih mudah menuju surganya Allah,” terangnya.

Baca sambungan di halaman 2: Tiga Syarat Amal Shaleh

Rektor Umsida Hidayatullah menyampaikan tausiah tentang tiga syarat perbuatan bernilai amal shaleh (Dian Rahma Santoso/PWMU.CO)

Tiga Syarat Amal Shaleh

Di dalam al-Quran, sambung dia, syaratnya masuk surga itu ada dua, yaitu beriman dan beramal shaleh. 

Dua hal itu termasuk dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 25 yang artinya: “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.’ Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya.”

Dari ayat tersebut, Hidayatulloh merumuskan tiga syarat dalam beramal shaleh. “Pertama, amalan itu harus baik. Bersedekah itu baik, maka harus diniatkan dan dilakukan dengan cara yang baik,” katanya.

“Hari-hari terakhir ini kan banyak sekali orang berbuat baik. Orang sedekah 50 ribu, 100 ribu baik kan bapak ibu?” tanyanya pada hadirin.

“Tapi kalau bersedekah tapi sambil menitipkan, ‘tolong nanti pilih saya’, itu tidak menjadi baik,” sambungnya.

Kedua, menurut Hidayatulloh, amalan itu harus benar. “Kalau bagi-bagi itu sifatnya menyogok, maka tidak benar itu. Karena nabi menjelaskan orang yang menyogok dan orang yang disogok sama-sama masuk neraka,” tuturnya.

Ketiga, lanjutnya, amalan itu harus tepat. “Kalau Lazismu Sidoarjo memberi sembako itu baik, dan sembako yang diberikan itu asalnya halal, itu benar. Tapi kalau sembako itu diberikan kepada saya, itu tidak tepat,” jelasnya.

“Karena harusnya saya yang dimintai urunan membagi sembako,” sambungnya.

“Yang seperti ini tidak jadi dikatakan amal saleh karena tidak tepat, meskipun baik dan benar,” ujarnya. (*)

Penulis Dian Rahma Santoso Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version