Undang Dokter, Siswa Berlian School Belajar Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan

dr Puspita Sari saat menjelaskan pertolongan pertama kegawatdaruratan (Tasya/PWMU.CO)

PWMU.CO – Undang dokter, siswa SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) Jawa Timur belajar pertolongan pertama kegawatdaruratan, Kamis (1/2/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Berlian School mengundang dokter Rumah Sakit Petrokimia Gresik (RSPG) dr Puspita Sari untuk menjelaskan pertolongan pertama kegawatdaruratan dalam acara Guest Teacher di aula sekolah.

Dalam acara tersebut, dia menjelaskan pemberian pertolongan segera kepada penderita cedera atau kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

Dia menuturkan, medis dasar adalah tindakan berdasarkan ilmu kedokteran yang dimiliki oleh orang biasa, atau yang pernah mengikuti pelatihan khusus.

“Yang melakukan pertolongan pertama adalah penolong yang tiba pertama kali di tempat kejadian dan punya kemampuan medis dasar,” katanya di depan siswa kelas IV di Aula Berlian School

Dokter Puspita sapaan akrabnya juga menjelaskan empat tujuan pertolongan pertama. Tujuan pertolongan pertama adalah menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, memveri rasa nyaman, menunjang penyembuhan lebih cepat.

dr Puspita Sari bersama siswa kelas IV SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik Jawa Timur (Tasya/PWMU.CO)

Pertolongan Pertama Dokter Cilik

Dokter Puspita Sari menjelaskan tiga kejadian atau kondisi yang bisa dilakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan oleh dokter cilik Berlian School.

“Setidaknya ada tiga kejadian yang bisa ditangani dokter cilik Berlian School saat menjumpai keadaan yang membutuhkan pertolongan pertama,” ungkapnya.

Kondisi yang bisa ditangani dokter cilik antara lain pingsan, mimisan, dan kesleo. Menurut dokter puspita, saat menjumpai korban pingsan, hal pertama yang harus dilakukan adalah membaringkan korban serta meninggikan tungkai melebihi tinggi jantung. melonggarkan pakaian dan melepas semua aksesoris yang bisa memperlambat laju peredaran darah adalah langkah lanjutan yang harus dilakukan.

“Korban pingsan tidak boleh dikerumuni agar bisa memperoleh udara segar, dan cepat sadar. Bila korban tidak segera sadar, harus dirujuk ke instansi kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis secara profesional,” jelasnya.

Dokter Puspita melanjutkan keadaan yang kedua adalah mimisan. Mimisan adalah pecahnya pembuluh darah yang ada di dalam lubang hidung karena suhu lingkungan terlalu panas atau terlalu dingin, kelelahan, dan benturan.

Gejala dari mimisan bisa diketahui dari keluarnya darah dari lubang hidung, korban susah bernapas dari hidunh karena tersumbat oleh darah, dan kadang disertai pusing. Tindakan pertolongan pertama pada mimisan adalah dengan membawa korban ketempat sejuk, dan menenangkan korban.

Setelah korban tenang, lanjutnya, korban harus menunduk, menekan cuping hidung, bernapas melalui mulut, dan bersihkan darah dari lubang hidung. “Korban mimisan tidak boleh berbaring terlentang ya, supaya darahnya tidak mengalir ke tenggorokan,” jelas dokter trendi yang suka bercelana jeans ini.

Jika dalam waktu 30 menit mimisan tidak berhenti, dokter Puspita menyarankan korban segera dibawa ke instansi kesehatan terdekat.

Selain pingsan dan mimisan, pertolongan pertama kegawatdaruratan yang bisa dilakukan oleh Dokter Cilik Berlian School adalah keseleo. Keseleo adalah pergeseran yang terjadi pada persendian, biasanya disertai kram.

Menurut dokter puspita, gejala keseleo biasanya terjadi bengkak, kemerahan atau kebiruan pada bagian sendi, nyeri bila ditekan, dan dalam beberapa kasus terjadi perubahan bentuk sendi. “Catatan penting bagi adik-adik Berlian School, orang yang keseleo tidak boleh dipijat ya,” tegasnya pada siswa Berlian School.

Dokter Puspita menekankan kepada siswa Berlian, pertolongan pertama pada korban keseleo adalah dengan memposisikan korban senyaman mungkin, kemudian mengompres dengan air es.

Setelah dikompres, bagian yang keseleo harus dibalut tekan dengan kain perban karet (elastic bandage) untuk mengurangi pergerakan, setelah itu bagian yang luka harus diposisikan lebih tinggi dari jantung.

“Korban keseleo ini harus istirahat total, tidak boleh beraktifitas untuk mempercepat penyembuhan,” pungkasnya. (*)

Penulis Ahmad Nasafi. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version