Rakerda Majelis Dikdasmen Hasilkan Enam Program Strategis Ini

Rakerda Majelis Dikdasmen
Sidang Komisi di Rakerda Majelis Dikdasmen Kota Probolinggo. (Qori/PWMU.CO)

PWMU.CO – Rakerda Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo berlangsung di Gedung Dakwah, Kamis (8/2/2024).

Rakerda Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Kota Probolinggo dihadiri oleh seluruh kepala sekolah, bendahara, wakil kepala sekolah (Wakasek) SD/MI, SMP/MTs, dan SMK Muhammadiyah se-Kota Probolinggo.

Tema Rakerda Majelis Dikdasmen Membangun Ekosistem Pendidikan Masa Depan.

Setelah melalui sidang komisi melahirkan program strategis Majelis Dikdasmen dan PNF untuk kerja empat tahun mendatang.

Pertama, Divisi Ismuba: Pembentukan Profil Pelajar Muhammadiyah.

Kedua, Divisi Akademik dan PNF: Inovasi Pendidikan berbasis ICT (Information, Communication and Technology).

Ketiga, Divisi Pengembangan SDM: Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Keempat, Divisi Kepegawaian: Peningkatan budaya kerja, Supervisi, dan Penghargaan Prestasi Kerja.

Kelima, Divisi Humas: Kerjasama dan Database, Perluasan jalinan kerjasama dengan lembaga pendidikan, instansi pemerintah, dan dunia usaha dan industri.

Keenam, Divisi Kelembagaan: Penguatan e-class learning dan e-office di setiap Amal Usaha Muhammadiyah.

Tantangan Era Society 5.0

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Drs R Ach. Mahfud MSi memberikan pertanyaan kepada peserta Rakerda, mampukah amal usaha Muhammadiyah menghadapi tantangan abad 21 yaitu era Society 5.0?

“Majelis Dikdasmen dan PNF sebagai lembaga vital dalam pengembangan pendidikan perlu memiliki pandangan umum yang adaptif dan visioner untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan,” katanya.

Dunia pendidikan, sambung dia, kini dihadapkan dengan tantangan abad 21, yaitu era Society 5.0. Masyarakat cerdas yang berbasis integrasi teknologi menjadi ciri khas era ini, menuntut transformasi pendidikan.

Lantas dia memaparkan analisis awal kondisi sekolah Muhammadiyah di Kota Probolinggo. Data menunjukkan akses internet di sekolah masih belum merata. Literasi digital guru dan murid masih rendah. Alokasi anggaran pendidikan belum optimal.

Perlu kerja keras untuk menata amal usaha Muhammadiyah memasuki era Society 5.0. (*)

Penulis Ahmad Qori’ Ulul Albab  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version