Mahasiswa UMG Dirikan Bank Sampah Bersama Warga

Mahasiswa UMG
Penimbangan sampah di Desa Sambipondok Sidayu. (Aries/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mahasiswa UMG bersama warga Desa Sambipondok Sidayu Gresik mengelola sampah menjadi bernilai dan tidak mengotori lingkungan.

Kegiatan selama Januari-Februari 2024 ini merupakan program kelompok 10 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Gresik.

Ada 15 mahasiswa UMG (Universitas Muhammadiyah Gresik) yang KKN di desa ini. Mereka dari Program Studi Akuntansi, Teknik Industri, Manajemen, dan Sistem Informasi.

Pengelolaan sampah ini melibatkan ibu-ibu PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Desa Sambipondok .

Ketua Kelompok 10 KKN UMG, Muhammad Rizky Yoga Pratama, menjelaskan, kegiatan KKN ini mengimplementasikan ilmu kepada masyarakat. Di desa ini mengatasi masalah sampah untuk menciptakan desa bersih.

”Langkah pertama, kata dia, sosialisasi kepada warga untuk memisahkan sampah rumah tangga jadi sampah kering dan basah dalam kantong,” katanya.

Sampah basah berjenis organik seperti sisa makanan, sayuran, buah, dedaunan. Sampah anorganik seperti plastik, botol, kemasan dan sejenisnya. Pemisahan ini untuk memudahkan pengolahan.

Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk. Sedangkan sampah anorganik dijual ke pengepul barang bekas.

Sampah anorganik itu dikumpulkan di bank sampah yang dibentuk bersama. Mereka diberi timbangan, karung, buku besar, buku rekapitulasi, buku tabungan dan tali rafia.

Mereka tiap pekan setor sampah yang dicatat di buku tabungan. Sampah anorganik inipun dipilah lagi sesuai jenisnya. Misal, kertas dan kardus disatukan. Botol plastik dikumpulkan sendiri, besi dan logam lainnya juga kelompok sendiri. Tiap jenis sampah ini punya harga berbeda.

Rizky menjelaskan, barang-barang itu lantas ditimbang. Hasil penimbangan dicatat. Pencatatan berupa jumlah sampah yang disetor dan nilai uangnya. Uang hasil tabungan bisa dicairkan setelah barang dijual ke pengepul.

Pengelolaan sampah ini menggandeng pabrik sabun PT Unilever. Produk pabrik ini menggunakan kemasan plastik berakhir menumpuk jadi sampah. Seperti botol sabun, shampoo, pasta gigi.

”Menggandeng manajemen Unilever supaya peduli sampah produksinya. Melalui program CSR ini juga mendorong peran aktif masyarakat menjaga lingkungan desa,” kata Ketua PKK Lilis Nafisah pada acara sosialisasi bank sampah di Balai Desa Sambipondok.

Kepala Desa Sambipondok Drs Sumadi menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa KKN UMG dan seluruh warga yang datang. ”Kegiatan ini membantu desa mengatasi penumpukan sampah,” papar Sumadi.

Penulis Aries Kurniawan  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version