Berawal dari Kepo Berakhir dengan Ghibah

Jamaah Pengajian Aisyiyah saat mendengarkan ceramah dari Ain Nurwindasari (25/2/2024) (Kurniasari Ramadhani/PWMU.CO)

PWMU.CO – Berawal dari kepo berakhir dengan ghibah. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Majelis Tabligh dan Keterjihan (MTK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik Ain Nurwindasari STHI, MIRKH saat memberi ceramah pengajian pada penutupan kegiatan Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) Aisyiyah, Ahad (25/2/2024).

Pengajian ini bertempat di Masjid KH Masjid Ahmad Dahlan Sidayu. Acara ini diadakan bersamaan dengan pemberian santunan anak asuh Aisyiyah Sidayu. Dihadiri oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA), Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) se-Kecamatan Sidayu, Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Sidayu serta jamaah umum masjid KH Ahmad Dahlan.

Mengawali ceramahnya Ain Nurwindasari memperkenalkan dirinya serta perjalanan pendidikannya dulu. “Sejak kecil sudah merasakan pengalaman hidup yang luar biasa. Alhamdulillah dimudahkan Allah untuk bersekolah secara gratis saat kuliah dulu,” ujarnya.

Selanjutnya, dia menyampaikan amalan-amalan yang mudah saat bulan Ramadhan, karena sebentar lagi akan memasuki bulan ramadhan pada 11 Maret 2024 sesuai maklumat yang telah disampaikan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Dia mengungkapkan, ada 2 amalan yang ringan namun berat ditimbangan yakni berpuasa. “Ibadah puasa merupakan ibadah yang ringan jika dilakukan dengan sepenuh hati dengan niat untuk Allah, bahkan ada beberapa orang yang dimudahkan oleh Allah untuk boleh tidak berpuasa seperti orang sakit yang sakitnya sudah menahun atau jika berpuasa akan memperparah kesehatannya,” Katanya.

Dia menyampaikan jika berawal dari rasa kepo. “Kamu tau ngak, kalau tetangga ini, dan seterusnya.” akan mengurangi amalan pahala puasa kita. Sehingga dia menyarankan untuk tidak terlalu sibuk memikirkan orang lain yang belum tentu memikirkan kita juga, dan hal itu hanya akan menambah beban memori semakin berat yang akhirnya masuk kedalam alam bawah sadar kita.

“Bahkan saat shalat pun masih memikirkan orang lain dan akhirnya menjadi dosa untuk kita,” ujar guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik ini.

Dia juga melanjutkan jika ibadah puasa akan mudah kalau kita buat mudah seperti melakukan amalan baik dan menghindari kepo kepada orang lain, sedangkan akan jadi ribet kalau kita selalu kepoin orang lain juga.

“Berawal dari kepoin orang akhirnya jadi ghibah dan muncul rasa dengki di hati karena iri dengan orang lain,” ungkapnya.

Dilanjutkan dengan amalan ringan namun berat adalah sahur. “Kebanyakan orang kuat berpuasa namun malas bangun sahur, padahal Allah SWT menyerukan untuk bersahur karena didalamnya ada barokah,” lanjutnya.

Walaupun, lanjutnya, saat kita tidak bisa sahur dengan makan lauk dan lain sebagainya, namun dengan seteguk air itu sudah memberikan keberkahan.

“Zaman saat ini banyak tontonan yang menemani sahur namun tidak mendukung amalan dalam bersahur. Padahal saat sahur dianjurkan untuk beristighfar,” ucapnya.

Dia menyampaikan untuk menyegerakan berbuka puasa dengan kurma sebagai amalan sunnah. “Jangan lupa untuk bertilawah atau mencari ilmu yang banyak saat bulan Ramadhan, karena bulan ini adalah ladagnya pahala. Kurangi kepoin orang,” pesannya. (*)

Penulis Kurniasari Ramadhani. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version