Karyawan RSM Lamongan: Muhammadiyah Itu Solid

Dari kiri Dr Mardliyana Shalihah, Dr Nurul Aisah dan Dr Andika Agus Budiarto saat menyimak bimbingan Ustadz Fathurrahim Syuhadi tentang fiqh dalam Muhammadiyah, Jumat, 15 Maret 2024 (Gondo Waloyo/PWMU)

PWMU.CO – Karyawan RSM Lamongan Jawa Timur mengikuti Baitul Arqam (BA) di Aula Masjid As Syifa’, Kamis-Jumat (14-15/3/2024).

Kegiatan yang diikuti 53 peserta karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Lamongan berlangsung cukup tertib meskipun jadwal padat. Hal itu dirasakan salah satu peserta yang awalnya membayangkan padatnya acara dan melelahkan, tetapi setelah diikutinya tidak seperti yang dipikirkannya, semua menyenangkan dan enjoy.

Peserta asal Desa Godog Laren Lamongan Fadzlillah Ikhsan S KepNs merasa senang mengikuti kegiatan ini. Karyawati yang sudah 2 tahun bekerja sebagai perawat ini, sedang mengandung 8 bulan anak pertamanya.

“Baitul Arqam yang awalnya begitu menguras tenaga dengan mendengarkan materi dalam kegiatannya. Namun dengan niat baik Alhamdulillah kegiatan yang melelahkan tidak seburuk yang disangkakan,” jelas perawat yang menikah 10/11/2022 ini.

Lain halnya dengan Dr Nurul Aisah. Dia merasa bisa belajar materi Al Islam lagi. “Saya senang di sini dapat materi Al Islam yang mencerahkan,” tukas alumnus Unair tahun 2019 ini.

Dia menuturkan, dengan mengikuti BA ini, belajar kembali materi Al Islam. Materi ini memberikan penekannan dan pencerahan kembali di bulan Ramadhan ini. “Materinya bagus-bagus,” kesannya.

Dr Andika Agus Budiarto juga merasa dapat ilmu baru terutama bidang kemuhammadiyahan. Dia sadar kalau tidak asli keturunan Muhammadiyah, tapi dari Baitul Arqam ini dia merasa kagum akan kemuhammadiyahan yang luwes dan simpel.

“Saya kagum dengan pemateri yang mampu menjelaskan persoalan dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT). Pemateri mampu mentrasfer ilmu pada materinya dengan baik,” imbuh alumnus Undip yang mengaku asal Turi Lamongan ini.

Adapun Dr Mardliyana Shalihah, dia terkagum akan jaringan organisasi Muhammadiyah yang begitu rapi dari pusat hingga ranting, dia mengaku terdidik dari pendidikan Ma’arif NU sehingga baru paham kalau rantai organisasi Muhammadiyah itu begitu kuat dan mengikat.

“Di Baitul Arqam ini saya lebih tahu Muhammadiyah itu organisasi solid, kuat kerjasamanya tidak mementingkan pribadi,” pungkas alumnus Unair tahun 2019 ini. (*)

Penulis Gondo Waloyo. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version