Halalbihalal Majelis PAUD Dasmen PCA Sidayu: Kembali ke Induk Manusia

Suasana ramah tamah dalam halalbihalal Majelis PAUD Dasmen PCA Sidayu (Luthfi Dyah Radintari/PWMU.CO)

PWMU.CO – Halalbihalal Majelis PAUD Dasmen Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Sidayu, diselenggarakan pada Senin (15/4/2024). Acara yang dimulai pukul 08.30 ini bertempat di rumah Bendahara Majelis PAUD Dasmen Dra Fitriyah Ahmad) di Desa Raci Tengah, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.  

Acara ini mengundang PCA Sidayu dan pengajar di amal usaha di bawah naungan Aisyiyah Sidayu. Meliputi: TPA Aisyiyah, Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Aisyiyah, Madrasah Diniyah Takmiliyah Wustha ‘Aisyiyah, Kelompok Bermain Taman Walidah Aisyiyah, dan TK Aisyiyah 09 Sidayu. 

Ketua PCA Sidayu Nur Fadhilah SAg selaku menyampaikan pesan, “Kita harus selalu memaafkan kesalahan orang lain. Dengan berjabat tangan akan menghilangkan rasa dendam di hati kita.”

Di hari Lebaran ini, lanjutnya, mulai untuk mengontrol pembicaraan agar tidak menyakiti orang lain. Bersama-sama memperbaiki perilaku yang baik dan meningkatkan amal-amal, serta menata dengan baik hablumminallah dan hablumminannas. “Setelah liburan usai, semua kembali melaksanakan tugas dengan nyaman, tidak terpaksa, dan menerima dengan hati yang ikhlas,” ucapnya. 

Peserta halalbihalal Majelis PAUD Dasmen PCA Sidayu bersama Ahmad Jauhar Maknuni. (Luthfi Dyah Radintari/PWMU.CO)

Halalbihalal ini juga menghadirkan Ahmad Jauhar Maknuni dari Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sidayu. Dia mengatakan “Menyambung hubungan silaturahmi tidak luput dari kasih sayang di antara kedua manusia.”

Menurutnya, semua manusia di muka bumi ini mempunyai induk, mempunyai seorang. Ada yang dipersaudarakan dengan darah atau dipersaudarakan tidak dengan sebuah darah. Manusia saling berhubungan satu dengan yang lain. 

“Ibarat sebuah ranting pohon yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Itu menunjukkan bahwa lingkungan kita tidak luas dan terbatas. Apabila ranting tersebut dihubungkan kembali, maka akan menjadi sebuah ikatan. Namun tidak bisa utuh seperti semula meskipun tetap terhubung,” tuturnya. (*)

Penulis Luthfi Dyah Radintari Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version