Jika Tidak Dikawal, Kader Terbaik dan Putra-putri Tokoh Akan Menghilang

Prof Dr Masyitoh Chusnan MAg (kanan) narasumber Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) PP Aisyiyah. Jika Tidak Dikawal, Kader Terbaik dan Putra-putri Tokoh Akan Menghilang

PWMU.CO – Jika tidak dikawal, kader terbaik dan putra-putri tokoh akan menghilang mencuat dalam kajian rutin bulanan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah yang dikemas dalam Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) edisi April 2024.

Kegiatan dilaksanakan secara hybrid: luring di Kantor PP Aisyiyah Yogyakarta dan Aula Institute Tabligh Muhammadiyah (ITM) PP Muhammadiyah Yogyakarta serta daring melalui Zoom yang disiarkan secara langsung melalui channel YouTube PP Aisyiyah, Sabtu (26/4/2024)

GPM dilaksanakan dari tingkat pusat hingga ranting. Di tingkat PP dilaksanakan setiap Sabtu pekan keempat yang diikuti oleh kader Aisyiyah se-Indonesia.

Dipandu oleh Dewi Masyithoh SAg Msi, GPM diikuti oleh 110 peserta daring layaknya nonton bareng (nobar). Mereka menggunakan satu akun yang dijadikan fasilitas nobar per wilayah atau daerah. atau seperti PP Aisyiyah yang melakukan nobar di ITM bersama 40 peserta Pelatihan Intensif Mubalighat Aisyiyah di Institute Tabligh Muhamamdiyah (ITM). Nobar ini juga menyebar ke daerah-daerah.

Wakil Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) PP Aisyiyah Dr Adib Sofia SS MHum, dalam kesempatan sambutan mewakili Ketua MTK PP Aisyiyah menyampaikan tentang goal (tujuan) Ramadhan.

“Ali Imran 133 yang dibacakan oleh qari Ibu Dr Asmar, merupakan tafsir bil ma’sur dari apa yang menjadi goal kita selama menempuh pelatihan Ramadhan,” ujarnya.

Dia menambahkan dalam al-Baqarah 183-185 goal-nya adalah la’allakum tattaqun ataupunla’allakum tasykurun. “Nah, di dalam Ali Imran 133 dijelaskan mengenai seperti apakah orang yang bertakwa itu,” ujarnya.

Dia menjelaskan, orang yang bertakwa adalah orang yang mempunyai kualifikasi self improvement (kualifikasi untuk selalu meningkatkan diri), yang selalu menggapai maghfirah dari Allah SWT, menafkahkan harta dalam luang maupun sempit, mampu menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain serta selalu berbuat baik,

“Serta bagaimana caranya kita terus menerus introspeksi diri dan kontemplasi agar grafik hidup kita terus meningkat,” ujarnya sambil menunjukkan gerakan tangan seolah sedang menapaki anak tangga yang terus ke atas arahnya.

Ghirah Berjuang

Prof Masyitoh Chusnan mengawali kajiannya dengan mengingatkan para kader Aisyiyah tentang tanggung jawab kepemimpinan yang diemban oleh setiap diri dan akan dimintai pertanggungjawabannya.
“Istri memimpin di rumah suaminya, sebagai perempuan dia memimpin atas dirinya sendiri. Semua akan diminta pertanggungjawaban,” ujarnya.
Dia mengingatkan tentang pentingnya memelihara ghirah sesuai tema GPM kali ini “Hikmah Syawal: Memperkokoh Komitmen dan Ghirah Berjuang.” 

Ghirah berjuang berasal dari diri sendiri. Jika ghirah itu menghilang, maka harus dilakukan penelitian guna menemukan sumber masalahnya untuk segera dicari solusinya.
“Maka dari itu kita harus senantiasa meng-update kembali ghirah kita karena memang segala sesuatu harus terus di-update dan dipelihara. Jangan sampai kita kecolongan dan abai karena sudah merasa berhasil,” terangnya.
Masyitoh melanjutkan bahwa tidak hanya orang awam, namun juga kader terbaik dan juga putra-putri atau keluarga tokoh pun bisa jadi akan meninggalkan didikan baik keluarganya jika tidak dijaga, dirawat, dan dikawal. “Senior dan orang tua harus senantiasa istikamah komitmen mengawal dan mengarahkan,” pesannya. (*)

Penulis Nurul Hidayah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version