Alumnus Nasyiah Gresik: Perempuan Harus Berdaya dalam Finansial

Alumnus Nasyiah Gresik Iffah Nurdiani ST memberikan motivasi di Halalbihalal dan Temu Apuna Gresik. (Indah Putri Shofiana/PWMU.CO)

PWMU.CO – Alumnus Nasyiah Gresik Iffah Nurdiani ST memberikan motivasi di Halalbihalal dan Temu Asosiasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah (Apuna) Gresik. 

“Perempuan harus berdaya, termasuk berdaya dalam hal finansial,” ujarnya pada pertemuan bertajuk ‘Silaturahmi Apuna menuju Perempuan Berdaya’ di lantai 3 Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (28/4/2024). 

Perempuan yang kini menjabat Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik itu lantas menjelaskan tentang Apuna. “Apuna ini Asosiasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah. Sampai sekarang Apuna tetap berjalan. Teman-teman yang tergabung di Departemen Ekonomi juga bisa bergabung di Apuna,” terangnya.

Kalau di Aisyiyah, lanjut Iffah, namanya Ipas, Ikatan Pengusaha Aisyiyah. “Di Aisyiyah kita punya toko Ipas Store. Insyaallah teman-teman di Nasyiah daerah juga memiliki saham di Ipas Store. Tiap tahun kita melakukan rapat tahunan, kita juga berbagi SHU kepada penanam modal yang ikut tergabung,” jelasnya.

Dalam mencari rezeki, kata Iffah, ada rezeki secara pribadi dan rezeki organisasi. “Ketika kita bangun usaha, tidak mudah. Kita lihat perjuangan orang-orang itu banyak jatuh bangunnya,” terangnya.

Ia lantas mengapresiasi beragam produk Apuna dari Cabang-Cabang sekabupaten Gresik. “Di luar itu produk teman-teman semua ya? Luar biasa! Yang khas itu dari Sidayu ya. Teman saya Mbak Usmawati ke mana-mana selalu bawa bonggolan atau Kemaruk,” ujarnya.

Menurutnya, yang penting ialah mental dalam berusaha. “Kalau mau mendapatkan rezeki ya tidak di periode waktu tertentu saja tapi tiap hari fokus di situ. Tiap hari Mbak Us pasti posting bonggolan dan Kemaruk. Ketika kita berusaha atau berwirausaha itu mindset kita tidak boleh berputus asa,” ungkapnya.

Iffah mencontohkan, misal kader Nasyiah punya keahlian membuat produk minuman, maka perlu mencari tahu dulu produk yang seperti apa. “Viral, enak, mudah membuatnya, bahan baku mudah didapatkan,” contohnya.

Ia menegaskan memang perlu kreativitas dalam menjual. “Kita coba buat brownis, kita coba pasarkan di teman-teman kita. Teman-teman malu tidak, memasarkan produk yang kita buat? Memang kita butuh mental!” ujarnya.

Ia juga mengungkap, kader Nasyiah bisa memilih tempat menjual secara online maupun offline. “Saya ada beberapa toko baik offline maupun online. Di bidang alat tulis. Karena saya memang tidak bisa memasak,” ujarnya.

Tapi karena tuntutan kita sebagai perempuan, lanjutnya, Iffah teringat pesan orangtuanya, “Kamu sudah saya sekolahkan jadi ilmu yang sudah kita dapatkan itu kita manfaatkan, jangan menganggur. Syukur-syukur kalau bisa jadi uang.”

Mengingat ia tidak dibolehkan suami kerja di luar jadi ia berusaha sendiri bagaimana yang bisa ia lakukan. “Awal-awal dulu saya pernah membuka kursus komputer. Bahkan guru-guru banyak yang kursus ke saya. Saya masih mahasiswa waktu itu,” kenangnya.

Iffah menuturkan, mereka harus memilih tempat usaha baik online maupun sewa offline. “Kalau online, bisa jual di marketplace. Saya jual di Shoppe, Lazada, dan Tokopedia,” urainya.

Ia  juga mengharuskan pengusaha Nasyiah merangkul teknologi. “Siapkan rekeningnya. Yunda ada rekening bank untuk transfer,” sarannya. 

Akhirnya Iffah mengajak, “Teman-teman bisa memulai lebih awal dan lebih sabar. Tetap semangat selalu dalam bernasyiah dan berwirausaha!” (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version