PWNA Jatim Konsisten Wujudkan Merdeka Sampah, seperti Aksi Nyata Ini

Minim plastik, peserta dari PDNA Sidoarjo dan Gresik menikmati coffee break pakai tumbler dan wadah jajan sendiri. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – PWNA Jatim konsisten wujudkan merdeka sampah, begini aksi nyata di Pelatihan Motivator Pashmina dan Kader Kesehatan selama dua hari, Sabtu-Ahad (11-12/5/2024).

Pada meja-meja bundar peserta di pelatihan bertajuk ‘Optimalisasi Peran dan Kapasitas Motivator Pashmina dan Kader Kesehatan untuk Mewujudkan Jawa Timur Sehat dan Unggul’ itu berjajar kotak makan dan tumbler. Panitia penyelenggara–Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur–memang mengimbau peserta membawanya melalui surat undangan maupun pengingat di grup WhatsApp.

Adapun untuk makan pagi, siang, maupun malamnya yang berkonsep prasmanan, panitia sudah menyediakan piring. Pada momentum pelatihan di aula Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur, Jalan Kawi Nomor 41 Kota Malang, hadir 98 peserta.

Wakil Ketua PWNA Jatim Bidang Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPB) serta Pustaka, Informasi dan Teknologi Digital (Pusintek) Zahrotul Jannah SKom MM menyampaikan, “Ini sebagai aksi nyata Nasyiah peduli terhadap lingkungan.”

Dalam gagasan Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA), kata Zahro, salah satu di antaranya adalah pilar Ramah Lingkungan atau Ecofamily. PWNA Jatim mewujudkannya dalam gerakan merdeka sampah.

“Salah satunya, saat berkegiatan, melakukan upaya minim sampah dengan membawa tumbler dan kotak kosong ini sudah menekan jumlah sampah yang ada di kegiatan ini. Kotak kue itu kan hanya sebagai wadah sementara kemudian dibuang. Padahal satu kotak kue ini sulit terurai di bumi,” jelas Zahro, sapaan akrabnya.

Project Leader Merdeka Sampah ini mengungkap, pihaknya berusaha konsisten melakukan ini sejak Musyawarah Wilayah (Musywil) 2023. “Sudah ada upaya-upaya menekan jumlah sampah namun memang dalam penyelenggaraan kegiatan yang menerapkan konsep ramah lingkungan ini membutuhkan daya dukung bersama,” terangnya.

Di samping itu, Zahro meyakini, lama-lama akan terbiasa di acara Nasyiah tidak selalu harus pakai kotak kue dan air minum dalam kemasan.

Salah satu peserta asal Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Sidoarjo Ayu Pratiwi SKom menyampaikan dirinya justru senang ada kewajiban membawa Tumbler dan wadah makan pada kegiatan ini. “Nggak keberatan. Memang ada tas khusus untuk menyimpan ini biar gak bongkar tas utama,” ujarnya.

Selain itu, dia juga lebih senang bawa tumbler sendiri karena suka beli kopi. “Kalau beli di cup gak tahan lama. Kalau pakai tumbler kan nggak tumpah dan nggak nyampah,” imbuhnya.

Ayu bukan pertama kalinya menemui kondisi acara di mana mendukung nilai minim sampah seperti ini. “Sudah lumayan sering di IMM dan Nasyiah Kabupaten Sidoarjo,” ujar Anggota Departemen Pusintek PDNA Sidoarjo itu.

Upaya merdeka sampah tak berhenti di dalam gedung BPSDM Jatim itu. Ketika peserta mengisi waktu luang pada Ahad (12/5/2024) pagi dengan mencari angin segar di Car Free Day Jalan Ijen Kota Malang, peserta pelatihan ini juga tetap membawa tumbler dan tepak makan kosong.

Salah satu peserta, Sayyidah Nuriyah SPsi menggunakan tepak makannya sebagai wadah ketika beli risoles ayam jamur di sana. Ia juga membawa kantong belanja kain untuk membawanya. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version