Gandeng DLH, Nasyiah Gresik Sosialisasi Pembalut Guna Ulang di Car Free Day

Penyerahan kompos ke pengunjung yang menukarkan sampah bernilai jual di stan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik. (Maftuchatus Saidah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Gandeng DLH, Nasyiah Gresik sosialisasi pembalut guna ulang saat car free day (CFD), Ahad (5/5/2024).

Pagi itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik menggelar stan tepat di depan Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP). Alamatnya di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Sumursango, Sidokumpul, Kecamatan Gresik, Kebupaten Gresik, Jawa Timur.

Dua kader dari Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik semangat sosialisasi. Ialah Ketua Departemen Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPB) Esti Darmawati SAnt dan Wakil Ketua bidang LHPB dan Kesehatan Maftuchatus Saidah SPd.

Pada kesempatan langka itu, Esti mengenalkan pembalut guna ulang berupa menspad dan menscup. Kepada para pengunjung CFD, Esti awalnya menyampaikan, “Kita harusnya sudah move on dari pembalut sekali pakai karena sekarang sudah ada pembalut guna ulang!”

Pertama, ia mengenalkan menspad. “Ada banyak inovasi baru untuk mengurangi sampah yang dihasilkan pembalut sekali pakai. Ini terbuat dari kain. Di dalamnya ada handuknya. Jadi kita bisa cuci lagi, pakai lagi,” imbuhnya.

Untuk semakin menarik perhatian pengunjung, pembawa acara car free day Hartini menimpali, “Sik, yang merasa pakai pembalut, dengar ya. Disimak dulu!”

Karena, lanjut Hartini, memang kebutuhan pos untuk membeli pembalut, bagi ibu-ibu khususnya, setiap bulannya itu pasti. Esti pun membenarkan hal ini. Menurutnya, penggunaan pembalut guna ulang bisa menghemat pengeluaran kaum hawa setiap bulannya.

Kemudian, Esti lanjut menjelaskan menstrual cup (menscup) sambil menunjukkan produk berwarna merah muda. “Ini bentuknya cup. Cup ini dimasukkan ke dalam miss-v. Memang butuh effort (usaha) agak ekstrem,” ujarnya.

“Tapi untuk ibu-ibu, khususnya yang sudah melahirkan, hal-hal seperti ini lebih nyaman karena ini terbuat dari silikon. Elastis,” ungkap ibu dua anak itu.

Untuk pemakaian dan pembersihan menscup, kata Esti, juga mudah. “Cukup masukkan ke dalam miss-v. Setelah dua jam, tergantung besar-kecil cup-nya, dikeluarkan dan dibilas sekalian ketika buang air kecil. Sudah, bisa dipakai lagi,” terangnya.

Kepada PWMU.CO, Esti mengungkap, sosialisasi ini sejalan dengan program DLH Gresik yang menggaungkan Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS) dan Gresik bebas sampah plastik.

“Iya, jadi organisasi masyarakat yang tergabung dalam GKMS ini diberi ruang untuk mengisi booth (stan) dalam event car free day dan mengadakan kegiatan sesuai dengan isu lingkungan yang menjadi perhatian OMS tersebut,” terangnya, Jumat (10/5/2024).

“Karena Nasyiah ini ruang geraknya adalah perempuan, maka bergerak di wilayah perempuan adalah pilihan kita. Isu pembalut sekali pakai menjadi hal yang meresahkan. Kita angkatlah isu ini,” imbuhnya melalui WhatsApp.

Ketua Departemen Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LHPB) Esti Darmawati SAnt sosialisasi pembalut guna ulang di car free day Gresik didampingi Wakil Ketua bidang LHPB dan Kesehatan Maftuchatus Saidah SPd. (Istimewa/PWMU.CO)

Infografis

Tak hanya membawa produk sehingga pengunjung bisa melihatnya secara nyata, mereka juga membawa x-banner yang memuat infografis tentang menspad dan menscup.

Di sana tertulis, tiga fakta pembalut sekali pakai. Pertama, pembalut sekali pakai mengandung bahan kimia seperti Dioxin. Kedua, satu sampah pembalut setara dengan empat kantong plastik. Ketiga, seumur hidup, rata-rata seorang wanita menghasilkan 12 ribu sampah pembalut.

Selain itu, ada pula informasi tentang kelebihan pembalut guna ulang. Di mana menspad bisa digunakan berulang kali (reusable), lebih hemat di kantong, ramah lingkungan, dan minim risiko iritasi.

Begitu pula dengan menscup. Kelebihannya, lebih ramah lingkungan, minim risiko iritasi, cukup 1 produk untuk masa guna 10 tahun, dan lebih praktis. 

Pada kesempatan itu, ada penyerahan kompos kepada beberapa pengunjung stan. “Pengunjung bisa menukarkan sampah jual (yang memiliki nilai jual) seperti botol, kardus, kertas dan sebagainya ke booth ini dan bisa mendapatkan kompos,” terang Esti.

Pada saat yang sama, hadir pula dua kader dari Pimpinan Cabang NA Gresik yang sehari-harinya bekerja di KB Walidah 1 Gresik turut sosialisasi program menarik kelompok bermain itu. Ialah Nur Laili Hidayati SPd dan Iswati. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version