Permintaan Spesial untuk Dibawa Pergi Haji

Permintaan spesial
M. Lutfi, kanan, dan Bambang Sugianto. (Ichsan/PWMU.CO)

PWMU.CO – Permintaan spesial disampaikan Wakil Ketua PDM Surabaya Muhammad Lutfi yang mengisi Kajian Subuh di Masjid al-Qohhar PCM Lakarsantri, Ahad (12/5/2024).

Di akhir ceramahnya dia pamit berangkat haji tanggal 19 Mei 2024. Untuk itu dia mengajukan permintaan spesial kepada takmir masjid di Jl. Lidah Kulon ini.

“Saya senang dan suka dengan pecel yang disediakan masjid ini. Kalau boleh saya akan bawa ke Mekkah supaya bisa makan pecel di sana,” katanya.

Tak ayal Ketua Takmir Masjid al-Qohhar Bambang Sugianto segera menyediakan bumbu pecel spesial tersebut.

Sambal pecel kering yang biasa disajikan untuk sarapan pagi di masjid ini usai kajian. Sambel pecel kering itu tahan lama, sehingga bisa dibawa selama musim haji di Mekkah.

Sambal pecel itu buatan salah satu jamaah perempuan yang biasa menyajikan takjil atau sarapan.

Menu pecel di Masjid al-Qohhar menjadi favorit jamaah saat sarapan pagi bersama. Minumnya disediakan teh, kopi, dan susu hangat. Disajikan ala prasmanan secara sederhana, namun keberkahannya tak terhingga.

Sewaktu sarapan itu antar jamaah bisa ngobrol dan berdiskusi gayeng. Jamaah pengajian sebanyak 80 orang.

Pengajian pagi itu dibuka oleh Ketua Takmir Bambang Sugianto. Pagi itu dia menyampaikan program masjid. Di antaranya program patungan kurban sapi yang sudah mulai dibuka.  

”Silakan para jamaah yang mau kurban di masjid ini berhubungan dengan panitia. Semoga kita semua dimudahkan Allah untuk menjalankannya. Amin,” tuturnya.

Dalam ceramahnya Muhammad Luthfi menyampaikan Sirah Nabawiyah. Dia menerangkan perintah kurban yang diterima Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Kemudian juga disinggung tentang sahabat-sahabat Nabi seperti Abu bakar, Umar, dan Utsman dalam berkurban.

”Untuk perintah syiar Islam mereka sangat totalitas berkurban dengan seluruh harta yang dimilikinya. Tanpa mengharap apapun kecuali ridha Allah swt,” katanya.

Lantas dia bercerita pengalamannya ketika pertama kali berkurban. Dengan penghasilan yang kecil namun niat yang besar akhirnya dapat berkurban.

”Ini membuat ketagihan pada tahun berikutnya supaya tetap bisa berkurban dengan cara menabung sejak awal,” ujarnya. Cara ini mulai diajarkan pada anaknya sekarang.

Penulis Ichsan Mahyuddin  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version