Masuk Islam secara Kafah

Jamaah melaksanakan ibadah Jumat di Masjid Al-Huda Genteng Banyuwangi Jawa Timur (Ghulam Bana Islama/PWMU.CO)

PWMU.CO – Masuk Islam secara kafah menjadi tema khotbah Jumat yang disampaikan Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Taufiqur Rohman MPdI di Masjid Al-Huda Genteng, Jumat (31/5/2024).

Suasana Masjid Al-Huda yang menjadi Pusat Dakwah Muhammadiyah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Genteng Kulon 3 ini mulai didatangi jamaah yang akan mengikuti shalat Jumat. Pelaksanaan shalat Jumat dimulai pukul 11.21 WIB untuk Banyuwangi dan sekitarnya.

Mengawali khotbahnya Taufiqur Rohman mengajak jamaah bersyukur kepada Allah SWT. Karena telah memberikan rahmat-Nya, sehingga dapat menjalankan ibadah Jumat. “Semoga ibadah kita ini mendapat ridha dari Allah,” ujarnya.

Selanjutnya dia berwasiat takwa kepada jamaah. Dengan takwa yang sebenar-benarnya. “Tidak sebatas di lesan saja, tetapi takwa sampai pada penerapan di kehidupan sehari-hari,” katanya.

Di depan jamaah, pria pengajar Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 2 Genteng itu membacakan ayat al-Quran Surat al-Baqarah 208-209. Di ayat tersebut dijelaskan perintah Allah agar umat Islam masuk ke dalam Islam secara kafah. Artinya beragama Islam secara komprehensif.

Dalam mengamalkan ajaran Islam tidak boleh setengah-setengah, tapi totalitas. Jangan sampai ber-Islam itu hanya mengejar profit duniawi. Kalau terlihat menguntungkan pribadinya, maka dikerjakan. Sebaliknya, jika nampak merugikan, maka ajarannya ditinggalkan. Ini jelas tidak benar, katanya.

Menurutnya, profesi seorang muslim boleh berbeda-beda. Ada yang menjadi ekonom, politikus, dokter, ataupun menjadi seorang pengajar. Namun di semua lini itu, sambung dia, ajaran Islam tetap harus dijalankan dengan prinsip ketauhidan.

“Tidak mudah memang menjalankannya, namun itulah yang dikehendaki Allah,” tegasnya.

Lebih lanjut Taufiqur Rohman menguraikan ayat tersebut yang berisi larangan Allah. Janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Karena setan itu musuh yang nyata bagi manusia.

Lalu, bagaimana jika manusia tidak menjalankan ajaran Islam secara kafah?  Akibatnya, sambung dia, orang itu mendapatkan siksaan yang pedih. Apalagi ia sampai mengikuti langkah setan, hingga berbuat kejahatan. Maka, orang itu akan berhadapan dengan Allah yang mahaperkasa.

“Dengan memperoleh azab yang lebih pedih,” tegasnya.

Mengakhiri khotbahnya Taufiqur Rohman mendoakan jamaah agar mendapatkan ampunan dari Allah. Atas kesalahan dalam beraktivitas yang menyelisihi ajaran Islam.

“Semoga kita dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk,” doanya. (*)

Penulis Ghulam Bana Islama. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version