PCA Krian Adakan Milad ke-107 Aisyiyah: Memperkuat Kemanusiaan Semesta

PWMU.COPimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Krian menggelar acara Gebyar Milad Ke-107 Aisyiyah di KB-TK Aisyiyah Krian, Sabtu (8/6/2024).

Milad ke-107 Aisyiyah mengusung tema memperkuat dan memperkokoh kemanusiaan semesta.

PCA Krian menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti lomba mewarnai tingkat TK, drumband, penampilan kreasi siswa, dan kajian parenting.

Sekitar 300 peserta, termasuk PCA Krian, PRA se-kecamatan Krian, PCM Krian, jajaran pimpinan dan guru TK Aisyiyah Krian, kepala SLB Aisyiyah Krian,

Selain itu, kepala SD Muhammadiyah 1 Krian, kepala SMP Muhammadiyah 6 Krian, kepala SMK Pemuda Krian, serta tamu undangan dari RT, RW, Lurah, Camat dan Dinas Pendidikan setempat.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo, Hj Siti Zubaidah Syafi’i, dan bendahara Zakiyah Batati juga hadir dalam acara tersebut.

Ketua pelaksana, Muzayanah SPd, menjelaskan, “Kami juga menyelenggarakan bazar UMKM yang dijalankan oleh anggota Aisyiyah Cabang Krian.

Mulai dari kuliner, baju, pernak-pernik aksesoris, dan hasil kerajinan lainnya, serta bibit tanaman,”.

“Aisyiyah, juga mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis oleh Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Cabang Krian.

Tak hanya itu, kami memberikan layanan informasi terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SD Muhammadiyah 1 dan 2 Krian, SMP Muhammadiyah 6 Krian, dan SMK Pemuda Krian,” tambahnya.

Acara dimulai dengan pawai drumband TK Aisyiyah Krian yang melibatkan 15 anak, dipandu oleh beberapa guru pendamping.

Mereka menempuh jarak satu kilometer sepanjang jalan desa.

Semangat dan antusias orang tua dalam mendukung kegiatan tersebut memberi semangat bagi anak-anak untuk memeriahkan acara.

Kemeriahan Pentas Seni

Pentas seni oleh siswa siswi terbaik TK Aisyiyah Krian juga ditampilkan untuk menambah semaraknya acara.

Pentas seni dibuka dengan tari Nirmala secara berkelompok dan dilanjutkan dengan menyanyi lagu terima kasih guruku.

Sesi dua, menampilkan tarian lir Ilir yang secara berkelompok dan diakhiri dengan lagu cublak cublak suweng secara solo.

Selain pentas seni, lomba mewarnai tingkat TK juga memeriahkan acara tersebut.

Sebanyak 39 anak mulai dari usia 3-6 tahun dari beberapa lembaga di Krian dan Mojokerto turut berpatisipasi.

Juara 1 dan 2 dipilih berdasarkan usia 3-4 tahun, sedangkan juara 1, 2, dan harapan 1 untuk usia 5-6 tahun.

Kajian Parenting

Memasuki penghujung acara, yaitu kajian parenting dengan tema optimalisasi tumbuh kembang anak melalui stimulasi multiple intelegence/ kecerdasan majemuk,

Uztad Ghozali Rusyid Affandi SPsi MA dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo selaku pengisi materi berhasil mempesona hati para peserta dan tamu undangan.

Semua peserta antusias dalam menyimak materi yang disampaikan.

Ghozali, begitu panggilan akrabnya, menjelaskan kecerdasan atau potensi manusia tidak hanya terbatas pada aspek intelektual semata.

Namun, terdapat kecerdasan yang mencakup aspek spiritual, emosional, dan sosial.

“Teori Multiple intelligence menekankan bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang unik dan bervariasi,” jelasnya.

Ghozali juga memaparkan sejatinya kecerdasan terbagi menjadi delapan, yaitu:

  1. Kecerdasan linguistik
  2. Kecerdasan logis-matematis
  3. Kecerdasan visual-spasial
  4. Kecerdasan musikal
  5. Kecerdasan kinestetik
  6. Kecerdasan interpersonal
  7. Kecerdasan intrapersonal
  8. Kecerdasan naturalis

“Penting bagi orang tua untuk tidak terlalu terpaku pada satu jenis kecerdasan saja, tetapi juga menghargai kecerdasan yang dimiliki oleh anak dalam berbagai bidang.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara observasi, diskusi, tanya guru sekolah atau bantuan psikolog,” tegasnya.

Mengutip salah satu hadist Abu Hurairah RA yang artinya, ‘Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci dan cenderung kepada kebaikan). Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi,’.

Ghozali juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk dan mengembangkan potensi anak.

Anak lahir dengan potensi kebaikan yang harus diarahkan dan dikembangkan dengan pendidikan dan lingkungan yang tepat.

“Hargai anak atas apa yang bisa mereka lakukan, dan jangan mencela mereka atas apa yang tidak bisa mereka lakukan,” tegasnya. (*)

Kontributor Aniwati, S.Pd. Editor Zahra Putri Pratiwig

Exit mobile version