SD Almadany Tingkatan Mutu Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Guru SD Almadany berfoto setelah mengikuti Pelatihan Pembelajaran Terdiferensiasi dengan Pemateri Dr Elok Sudibyo MPd (Istimewa/ PWMU.CO)

PWMU.CO – Sebanyak 20 guru dan karyawan SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas Gresik mengikuti Pelatihan Peningkatan Mutu Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dengan fokus materi Pembelajaran Terdiferensiasi.

Pelatihan ini berlangsung Senin (24/6/2024) di Kelas I Alam dengan pemateri Dr Elok Sudibyo MPd yang merupakan Lektor Kepala Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Pelatih Nasional Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek.

Acara dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Humas dan Sarana Prasarana Mahfudz Effendi SPd.

Dalam sambutan pembuka, Kepala SD Almadany Nur Aini SPd berharap pelatihan ini dapat membantu tenaga pendidik di SD Almadany mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik dan benar sesuai dengan acuan Kemendikbudristek.

Elok panggilan akrabnya, dengan detail dan atraktif memaparkan materi tentang Pembelajaran Terdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka. Ia memulai dengan pertanyaan pemantik dan kuis yang harus dijawab para peserta.

Elok menjelaskan bahwa pembelajaran terdiferensiasi adalah proses belajar-mengajar di mana siswa dapat mempelajari materi pelajaran sesuai kemampuan, kesukaan, dan kebutuhan mereka, sehingga para siswa tidak frustrasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya.

Elok menambahkan bahwa pembelajaran terdiferensiasi sukses saat guru mengetahui dan mampu memfasilitasi kebutuhan/keragaman belajar siswa.

“Kebutuhan belajar siswa dikategorikan menjadi tiga aspek, yaitu kesiapan belajar (readiness) siswa, minat siswa, dan profil belajar siswa,” tambahnya

Dr Elok Sudibyo MPd saat Menjelaskan Materi Pembelajaran Terdiferensiasi di SD Almadany (Eli Syarifah/ PWMU.CO)

Penerapan Kurikulum Merdeka

Elok menegaskan dua hal penting yang harus digarisbawahi dalam penerapan Kurikulum Merdeka, yakni melatih penalaran siswa dan melatih karakter.

“Inilah mengapa tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, mendirikan sekolah dengan nama Taman Siswa,” jelas Elok.

“Karena kata ‘taman’ menggambarkan sesuatu yang menyenangkan dan tempat bermain yang membahagiakan,” tambahnya.

Begitu pula dengan sekolah dalam Kurikulum Merdeka, harus menyenangkan. “Guru harus bisa menyajikan pembelajaran yang menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika peserta didiknya belajar dengan senang dan bahagia,” tegas Elok.

Pemaparan materi Pembelajaran Terdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka berlangsung sekitar tiga jam dan terasa menyenangkan karena diselingi kuis serta dialog yang interaktif.

Dari beberapa kuis yang diajukan oleh Elok kepada para peserta, Elok menyimpulkan bahwa guru-guru SD Almadany cukup cerdas dan berbakat, karena setiap pertanyaan pemantik yang dilontarkan dapat dijawab dengan argumen yang sangat baik.

Guru Al Islam Samsudin SPd menyatakan bahwa pemaparan materi tentang Pembelajaran Terdiferensiasi sangat jelas. “Alhamdulillah, ini menjadi amunisi berharga menjelang tahun pelajaran baru 2024-2025,” tutur Samsudin.

Nur Aini merasa puas dengan pelatihan ini dan berharap bisa menjadi bekal para pendidik SD Almadany dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, khususnya tentang Pembelajaran Terdiferensiasi.

“Sambut tahun pelajaran 2024-2025 dengan ilmu baru,” tutup Nur Aini. (*)

Penulis Eli Syarifah Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan

Exit mobile version