Afdal Raih Prestasi Gemilang di Kejuaraan Wushu Sanda Fighting Championship 2024

Afdal foto bersama setelah menerima medali. (Rachell/PWMU.CO)

PWMU.CO – Afdal, murid kelas 8 As Syiddah di Sekolahnya Para Pemimpin, kembali menorehkan prestasi gemilang. Ia berhasil meraih juara 1 dalam kejuaraan Wushu se-Jawa Timur dan menjadi peserta terbaik di ajang Wushu Sanda Fighting Championship 2024 yang digelar pada Sabtu dan Ahad, 13-14 Juli 2024, di Maspion Square.

Afdal meraih juara 1 pada kelas junior dalam kompetisi yang diikuti oleh 100 peserta. Ia mendapatkan gelar tersebut setelah menang KO pada ronde ke-2, dengan durasi 2 menit per ronde.

Afdal yang kidal justru memanfaatkan kekurangan tersebut sebagai kelebihan dalam pertandingan. “Ketika saya hanya memukul dengan tangan kiri di wajah lawan, lawan langsung jatuh tak sadarkan diri,” ungkapnya.

Sebagai salah satu anak Panti Asuhan KH. Mas Mansur, Afdal menyatakan bahwa kemenangannya adalah ungkapan rasa terima kasih kepada para donatur dan orang-orang yang telah membiayai kehidupannya di panti.

“Motivasi saya adalah agar tidak mengecewakan orang-orang yang telah membiayai saya untuk hidup dan membuat orang tua bangga,” katanya.

Liburan yang Produktif

Selama liburan sekolah, Afdal menghabiskan waktunya dengan latihan intensif dari pagi hingga sore hari. Latihan dimulai pukul 6 hingga 10 pagi, kemudian dilanjutkan dari pukul 3 hingga 5 sore.

Pengurus panti juga mengajak panti lain, yaitu Panti Asuhan Muhammadiyah Semampir, untuk berlatih bersama. Latihan diawali dengan pemanasan, lari, latihan inti seperti memukul dan menendang, dan diakhiri dengan perenggangan.

Afdal saat menerima penghargaan peserta terbaik. (Rachell/PWMU.CO)

Mengenal Lebih Jauh

Afdal, yang kini berusia 14 tahun, mengikuti banyak cabang olahraga bela diri, antara lain karate, Muay Thai, wushu, dan Tapak Suci. Meskipun begitu, bela diri pertamanya adalah Tapak Suci.

Pak Heri Sujiyanto, salah satu pembina panti, menjelaskan bahwa anak-anak panti juga diikutkan dalam bela diri lain karena peluangnya lebih besar.

“Tiap sekolah Muhammadiyah pasti memiliki Tapak Suci, bahkan menjadi ekstrakurikuler wajib, sehingga pesaingnya pun banyak. Beda dengan bela diri lain yang hanya menjadi ekstrakurikuler pilihan, sehingga menciptakan peluang yang lebih besar,” ujarnya.

Afdal telah mengikuti Wushu selama 2 tahun, berbeda dengan Tapak Suci yang telah ia tekuni sejak SD. Namun, Afdal mengaku lebih menyukai bela diri lainnya seperti wushu, karate, dan Muay Thai karena aturan yang lebih fleksibel, seperti boleh menyerang kepala. (*)

Penulis Rachell Fattama Az Zahrah Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan

Exit mobile version