Kajian Rutin PCM Krian: Fakta Mengejutkan di Balik TBC

Ketua PCM Krian, Emil Muchtar Effendi SKom (no 3 dari kiri) bersama jajaran dan Wakil Ketua PWM Jatim, Dr Syamsudin SAg (no 4 dari kiri) dalam kajian rutin di Ranting Jatikalang. (Aniwati/PWMU.CO)
Ketua PCM Krian, Emil Muchtar Effendi SKom (no 3 dari kiri) bersama jajaran dan Wakil Ketua PWM Jatim, Dr Syamsudin SAg (no 4 dari kiri) dalam kajian rutin di Ranting Jatikalang. (Aniwati/PWMU.CO)

PWMU.COPimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krian Selenggarakan kajian rutin dengan tema Mewaspadai Bahaya Tahayul, Bid’ah, Churofat (TBC) di Era Modern pada Sabtu (20/7/2024).

Acara berlangsung di Masjid Al Hidayah, Desa Jatikalang Krian dari pukul 07.30 hingga 11.00 WIB. Kajian rutin ini dipimpin oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Syamsudin MAg. Tema ini diangkat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya Tahayul, Bid’ah, dan Churofat (TBC) yang masih menjadi tantangan di era modern.

Dr Syamsudin MAg memulai kajian dengan memberikan penjelasan mendalam mengenai definisi dan bahaya tahayul, bid’ah, dan churofat. Beliau menjelaskan bahwa tahayul adalah kepercayaan kepada hal-hal gaib yang tidak berdasar pada syariat Islam.

“Bid’ah adalah perbuatan yang diada-adakan dalam agama yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi. Dan churofat adalah kepercayaan terhadap hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak berdasarkan pada kebenaran,” jelasnya.

Di era modern ini, meskipun pendidikan dan teknologi sudah maju, masih banyak masyarakat yang terjebak dalam tahayul, bid’ah, dan churofat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman agama yang benar dan kuatnya pengaruh budaya dan adat yang salah. Beliau mengingatkan bahwa memerangi tahayul, bid’ah, dan churofat adalah bagian dari upaya menegakkan ajaran Islam yang murni.

Beliau mendorong masyarakat untuk terus belajar dan mendalami ajaran Islam dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti al Quran dan Hadis. Selain itu, beliau juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Pemahaman yang benar dan mendalam tentang Islam dapat menjadi benteng yang kuat bagi masyarakat untuk menolak tahayul, bid’ah, dan churofat. Ditekankan, bahwa pendidikan agama yang baik harus dimulai dari keluarga, di mana orang tua berperan penting dalam memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak mereka.

Dampak TBC

Lebih lanjut, Dr Syamsudin MAg juga menyampaikan dampak negatif dari TBC terhadap individu dan masyarakat.

Tahayul, dengan kepercayaan yang tidak berdasar, dapat menghambat perkembangan logika dan pemikiran kritis. Misalnya, percaya pada hari sial atau ritual tertentu yang tidak memiliki dasar ilmiah atau religius hanya akan membuang waktu dan energi yang seharusnya dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif.

Bid’ah, di sisi lain, merusak kemurnian agama. Dengan menambah atau mengurangi ajaran Islam yang telah sempurna, bid’ah dapat menyebabkan perpecahan di kalangan umat Islam dan melemahkan keimanan. Sebagai contoh bagaimana beberapa kelompok menciptakan ritual baru yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, yang akhirnya mengarah pada perpecahan dan konflik internal.

Churofat, yang melibatkan kepercayaan pada hal-hal gaib yang tidak berdasar, juga memiliki dampak buruk. Misalnya, kepercayaan pada jimat atau benda-benda tertentu untuk mendapatkan keberuntungan dapat menjauhkan seseorang dari tawakal kepada Allah. Dan hanya Allah yang berkuasa atas segala sesuatu, dan mempercayai selain Allah adalah tindakan syirik yang sangat berbahaya bagi keimanan. (*)

Penulis Aniwati Editor Amanat Solikah

Exit mobile version