Bekerja karena Ujrah atau Ajrun?

Nadjib Hamid dalam pembukaan acara. (Foto MN/PWMU.CO)

PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid melontarkan istilah menarik saat berbicara dalam pertemuan kontributor PWMU.CO yang dibarengkan dengan Seminar Budaya bertema “Merekam Sejarah Merajut Indonesia Berbudaya”, di Aula KH Mas Mansur Kantor PWM Jatim, Jumat (27/10/17).

“Ketika kita bekerja dan berdakwah, niatkan saja mencari ridha Allah. Insyaallah nanti dapat ajrun dan ujrah,” ungkapnya.

Menurut Nadjib, meskipun mirip, tapi dua kata itu berbeda maknanya. “Bedanya A dan U. Ajrun, berarti pahala dan ujrah, bermakna upah,” jelas dia.

Penulis buku Fikih Kekinian, itu mengingatkan agar kader Muhammadiyah tidak melakukan dakwah dengan niatan mendapatkan ujrah atau upah.

“Kalau diniati untuk mencari ujrah, maka tidak bisa langgeng dan nanti akan kecewa. Dan pahala pun belum tentu didapat,” ujarnya.

Spirit ikhlas itu pula yang disampaikan Nadjib pada para kontributor PWMU.CO yang berasal dari berbagai kota di Jatim, seperti Banyuwangi, Malang, Jember, Ponorogo, Lamongan, Kediri, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, dan daerah lainnya.

Nadjib juga mengapresiasi para kontributor atas paRtisipasinya dalam membesarkan PWMU.CO dan berjanji memberikan penghargaan berupa “ujrah” dalam bentuk lain.

“Kami tidak bisa memberi upah layaknya profesional. Tapi tetap ada penghargaan sesuai dengan batas kemampuan kami,” ungkapnya.

Penghargaan yang dimaksud Nadjib adalah seperti mengikutkan kontributor dalam lawatan ke luar negeri. “Penghargaan belum bisa dalam bentuk materi. Tapi insyaallah kerja para kontributor tidak akan sia-sia. Karena jika ikhlas, akan tetap dapat ajrun atau pahala dari Allah,” jelasnya.

Nadjib menambahkan, hanya ikatan ideologislah yang bisa menggerakkan para kontributor tanpa iming-iming ujrah.

Nadjib lalu meminta panitia untuk mendata 3 kontributor yang nanti akan diberangkatkan ke luar negeri. “Satu oang akan diberangkatkan dengan biaya dari LIK PWM Jatim dan dua orang dibiayai Pak Nasrullah, Kepala Humas UMM yang kini menjadi Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” ujarnya sambil melihat Nasrullah yang saat itu juga jadi pemmateri acara.

Di akhir acara, Ketua Lembaga Informasi dan Kominikasi (LIK) PWM Jatim Moh Kholid AS mengumumkan siapa saja yang berhak berangkat ke luar negeri tahap ketiga tersebut.

“Ada dua nama yang kami putuskan hari ini, yakni Izzudin Ahmad Fatony dari Malang dan Ria Eka Lestari dari Gresik. Satu nama lagi sambil kita lihat keaktifan kontributor ke depan,” ungkapnya.

Kholid yang juga Pemred PWMU.CO itu menjelaskan 3 kriteria penilain, yaitu produktifitas, kualitas, dan banyaknya pembaca berita yang dikirim.

Sebelumnya ada dua kontributor yang telah diajak lawatan oleh PWM Jatim ke Thailand dan Malaysia pada awal Oktober lalu, yaitu Ferry Yudi AS (Surabaya) dan Uzlifah (Malang).

Selamat, semoga itu bagian ujrah sekaligus ajrun. (Izza Anshory)

Exit mobile version