Kalau Ingin Jadi Penulis Bagus Syaratnya Jangan Nggondokan

Enik/pwmu.co
Peserta pelatihan antre menyerahkan tulisan dan menunggu koreksi.

PWMU.CO-Menjadi penulis yang baik itu tidak selalu mengandalkan bakat saja. Orang yang tidak berbakat pun bisa menjadi penulis dengan cara berlatih terus menerus dan mengasah ketrampilan menulis hingga menemukan gaya khasnya.

Hal itu disampaikan Redaktur PWMU.CO Sugeng Purwanto saat mengisi Pelatihan Menulis Berita Sekolah yang diselenggarakan Forum Silaturahim dan Komunikasi Kepala Sekolah (Foskam) SD/MI Muhammadiyah-Aisyiyah se Jatim di The Milenium Building Jl. Pucang Anom. Sabtu (13/1/2018) sore.

Sugeng menyatakan, seorang penulis harus berjiwa pantang menyerah. Redaktur mengembalikan tulisan agar diperbaiki bahkan tidak dimuat berkali-kali itu hal yang biasa. Penulis harus menyadari kelemahannya. ”Kalau orangnya nggondokan susah jadi penulis bagus, dikritik sekali langsung ngambek nggak kirim tulisan lagi,” ujar Sugeng disambut tawa peserta.

Berita lainnya: Kepala Sekolah Harus Kreatif Membuat Acara agar Layak Muat di Media

Begitu juga ketika tulisan sudah dimuat, sambung dia, jangan berpuas diri lalu menganggap tulisannya sudah bagus. ”Kontributor itu harus sadar diri. Tulisan yang dimuat itu hasil editing redaktur mati-matian. Jangan dianggap itu tulisannya sendiri. Jika ingin maju bandingkan tulisan asli dengan hasil editing,” kata mantan Redaktur Pelaksana Surabaya Post ini.

Hingga pukul 15.15 peserta pelatihan yang terdiri dari 75 kepala sekolah antusias menerima tantangan menulis softnews berhadiah buku untuk tulisan terbaik. Usai menulis berita peserta langsung berderet antre menyerahkan tulisan dan menunggu koreksian.

Peserta pelatihan sehari ini menilai, materi yang diberikan tiga pembicara Agus Wahyudi, Arif Santosa, dan Sugeng Purwanto ini memberi wawasan dunia jurnalistik. “Kegiatan seperti ini membuka wawasan saya, betapa pentingnya menulis dan jadi tahu bagaimana cara menulis berita yang baik,” Kata Yatno, kepala SD Muhammadiyah 2 Waru.

Bila kepala sekolah trampil menulis berita sekolah, ujar dia, pasti berdampak pada semakin dikenalnya sekolah kita. Apalagi bila guru-guru tertular kebiasaan menulis ini pasti branding sekolah makin dikenal masyarakat. (Enik)

Exit mobile version