Siapkan Kader Pendakwah, PDA Banyuwangi Launching Sekolah Mubalighat

yulia febria/pwmu.co Untuk menyiapkan kader pendakwah perempuan, PDA Banyuwangi menyiapkan sekolah mubalighat

PWMU.CO – Untuk menyiapkan generasi penerus mubalighat Muhammadiyah, Pengurus Daerah Aisyiyah (PDA) Banyuwangi, terutama Majelis Tabligh Aisyiyah dan Corps Mubalighat Aisyiyah membuat langkah terobosan dengan mencetak mubalighat-mubalighat muda melalui pendidikan dan pelatihan.

Bertempat di SMK Muhammadiyah 5 Srono, Ahad (22/4/2018) Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi berbarengan dengan pra Musypimda, melakukan launching Sekolah Mubalighat Aisyiyah. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 175 orang, yang terdiri unsur pimpinan cabang dan ranting Aisyiyah.

“Sekolah Mubalighat ini bukan untuk menyaingi Sekolah Kepemimpinan dan Kebangsaan milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi lho. Mengingat minimnya mubalighat yang dimiliki oleh Aisyiyah, maka kami merasa perlu untuk mendirikan Sekolah Mubalighat.” ungkap Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Banyuwangi Bunda Dwi Deritaning Tyas, Dpl.KMD.

“Tujuan dari Sekolah Mubalighat ini untuk mencetak kader-kader muda Aisyiyah yang handal dan militan. Untuk teknis pelaksanaan akan dilakukan secara bergilir dengan waktu pelaksaan satu bulan sekali. Selain agar tidak jenuh juga menyesuaikan dengan kegiatan Aisyiyah. Untuk materi dan mentor telah disiapkan oleh Majelis Tabligh.” tambahnya.

Sementara itu, Bunda Lilik Sumarlik Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi menambahkan: “Ruang gerak perempuan zaman now itu tidak hanya sebatas sumur, dapur dan kasur. Sudah banyak perempuan terutama perempuan muslim yang menduduki jabatan strategis di pemerintahan dan dunia industri. Untuk itu perlu kiranya perempuan-perempuan utamanya perempuan Aisyiyah dibekali ilmu sebagai ladang dakwah mereka. Dengan harapan mereka tidak hanya mampu berdakwah di komunitasnya saja, tapi juga mampu berdakwah keluar.” katanya.

“Bekal ilmu berdakwah pun tidak akan bisa dipraktekkan bila tak ada izin atau restu dan dukungan dari para suami. Sinergi yang kuat dimulai dari dalam rumah. Saling pengertian antara suami istri dalam perjuangan menegakkan Islam itu amunisi yang kuat selain ilmu, tekad dan semangat dalam bergerak menuju dakwah yang berkemajuan.” Pungkas Bunda Lilik.(yulia febria)

Exit mobile version