Belajar Langsung Praktik Menulis, Mengasah Skill untuk Ikuti Kemajuan Zaman

Wahyudi Setiawan saat menyampaikan materi pada workshop jurnalistik PD IPM Ponorogo. (foto: nad/PWMU.CO)

PWMU.CO– Pendidikan saat ini dianggap telah mematikan daya imajinasi siswa. Hal itu disampaikan Wahyudi Setiawan, Owner penerbit Wade Grup pada workshop Jurnalistik PD IPM Ponorogo, Sabtu (28/4/2018).

Ungkapan pria yang biasa dipanggil Wahyudi ini bukan tanpa alasan. Hal tersebut disampaikan usai memberikan tugas kepada peserta workshop jurnalistik untuk menggambar. Dan rata-rata gambar yang dihasilkan sama, yaitu gunung dan pohon.

Wahyudi meminta kepada peserta workshop yang masih remaja itu untuk berani berpikir diluar kebiasaan. “Kita harus berani berpikir diluar kebiasaan agar menjadi orang kreatif,” tutur pria yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.

Lebih lanjut, Wahyudi memaparkan bahwa pemeran besar dalam revolusi Industri  IV adalah generasi Millennial. Yaitu generasi  yang lahir di tahun 2000an. “Era Millennial ini kalian harus mengasah skill, kalau tidak kita tidak mampu bersaing, kalian hanya akan menjadi penonton kemajuan zaman.”

Dalam hal tulis-menulis, Wahyudi berpesan kepada peserta workshop untuk terus belajar mengasah kemampuan dalam menulis. “Menjadi penulis itu bukan keturunan. Tidak ada jaminan anak seorang penulis akan menjadi penulis.”

Di Sport Hall SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Muhipo) Wahyudi meminta kepada peserta workshop untuk tidak patah semangat untuk menulis. “Generasi Millennial harus berpikir positif. Tolak,  kirim,  tolak kirim..! Jangan patah semangat, baru mengirimkan satu berita dan ditolak sudah nyerah.”

Masih menurut dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo ini salah satu modal menulis adalah membaca. “Banyak membaca adalah modal untuk mendapatkan ide menulis.”

Di akhir sesi Wahyudi memberikan contoh Bung Hatta, wakil presiden Republik Indonesia pertama yang semasa hidupnya memiliki kebiasaan membaca. “Bung Hatta, selalu meluangkan 6-8 jam sehari untuk membaca. Dan 40 judul buku berhasil ditulisnya,” pungkasnya.

Sementara Muh. Kholid AS, Pemimpin Redaksi (Pemred) PWMU.CO menjadi pemateri kedua pada workshop jurnalistik ini.

Secara singkat, pria yang biasa dipanggil Kholid ini menerangkan tentang komponen yang harus dimiliki berita yaitu 5W 1H yaitu  What, Who, When, Why,Where, dan How. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tanya tersebut adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Di mana, dan Bagaimana.

“Selama berita sudah memenuhi unsur 5W 1H ditambah akurat, maka sudah pasti berita itu benar dan tidak hoax,” papar Kholid.

Selanjutnya Kholid yang juga Pemred Majalah Matan ini membimbing langsung praktek penulisan berita yang baik, mengevaluasi, dan memberi apresiasi  kepada peserta yang tulisannya sudah baik. (nad)

Exit mobile version