Siswa SDM 24 Surabaya Ikuti Munaqasah Al-Quran

SDM 24 Ketintang Surabaya kembali menggelar munaqosyah al-Quran IV Kamis (20/2/20). Ada peserta yang merasa tegang dan berdebar.
Siswa SDM 24 Ketintang Surabaya sedang ikuti Munaqosyah bin Hifdzi didampingi orang tua (Achmad Zainuri Arif/PWMU.CO)

PWMU.CO – Siswa SDM 24 Ketintang Surabaya kembali mengikuti munaqasyah al-Quran IV Kamis (20/2/20). Ada peserta yang merasa tegang dan berdebar.

Kepala Sekolah Norma Setyaningrum SPd mengatakan munaqasah atau ujian al-Quran hari ini terdiri dari munaqasah bi nadhar (dengan melihat) untuk siswa al-Quran tingkat lanjutan dan munaqasah bi hifdzi (dengan hafalan) untuk siswa yang hafal minimal 1 juz. Ada yang juz 30, 29, 28, dan 27.

Dijelaskan SDM 24 Ketintang (Sekolah Karakter) Surabaya ingin mencapai target peningkatkan mutu lulusan, khususnya pada pilar Qurani. Maka, kegiatan munaqasah ini diselenggarakan.

Munaqasah bin nadhr, tahun ini diikuti 20 siswa. sementara munaqasah bi hifdzi diikuti 29 siswa,” ujarnya saat dikonfirmasi PWMU.CO.

Norma Setyaningrum bersyukur karena dalam pelaksanaannya munaqasah bin nadhar semua peserta lulus.

Sedangkan untuk peserta munaqasah bil hifdzi, 23 siswa yang dinyatakan lulus, sementara siswa lainnya berhalangan hadir sehingga harus mengikuti munaqasah susulan.

Norma Setyaningrum berharap tahun depan lebih banyak lagi siswa yang  bisa ikut munaqasah. Yang lebih penting lagi,  lanjutnya, terpatrinya rasa cinta kita semua pada al-Quran.

Sempat Tegang dan Berdebar

Sulton Habibullah AWX, salah satu peserta munaqasah bi hifzdi mengaku tegang saat mengikuti uian.

“Tegang, berdebar-debar rasanya menunggu giliran munaqasah. Tapi aku hafalin aja sampai lancar, biar tidak tegang dan lebih percaya diri saat maju nanti,” ungkap siswa kelas V ini.

Sulton mengungkapkan kalau lebih susah mengikuti munaqasah bil hifdzi dibandingkan bi nadhar. Hal dikarenakan harus memiliki ingatan yang kuat. Menguji ingatan, harus dihafalkan berkali-kali biar tidak lupa.

Sulthon yang telah lulus munaqasah bin nadhar III tahun 2019 ini mengaku kalau sudah hafalan sejak TK.

“Kata ayah dan mama, aku sejak bayi sudah diputarkan murotal. Sejak TK sudah hafalan sama mama, sedangkan ayah simak mengaji,” ungkapnya.

Namun, menurutnya, pas kelas II dan III kemarin agak jarang. “Alhamdulillah kelas IV semangat lagi, sehingga bisa lulus Monaqosah tahun kemarin dan sekarang,” ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Ramiza Alya Aziz. Peserta ini mengaku tegang tegang juga di saat menunggu giliran hafalan.

“Tetap tegang, meski sudah munaqasah yang ketiga kali. Sebelumnya  saat kelas II munaqasah juz 30, kelas IV Munaqasah bin nadhar dan sekarang Munaqosah juz 29,” katanya.

Perasaan Ramiza Alya Aziz tambah tegang lagi ketika penguji memanggil orangtua untuk mendamping saat tes.

“Ada perasaan deg-degan terus, gitu,” akunya.

Semoga tahun depan, harapnya, bisa ikut munaqasah juz 28. (*)

Penulis Achmad Zainuri Arif. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version