HP Bikin Anak Tak Konsentrasi

Orangtua dan siswa SD Mudatu berpelukan usai ikuti parenting dan motivasi salah satunya bahas HP. (Anam/PWMU.CO)
Orangtua dan siswa SD Mudatu berpelukan usai ikuti parenting dan motivasi salah satunya bahas HP. (Anam/PWMU.CO)

PWMU.CO– HP Bikin Anak Tak Konsentrasi. Hal itu diungkap motivator dan konsultan pendidikan Bagus Sanyoto dalam acara Motivasi dan Parenting di Malam Bina Iman Tauhid (Mabit) SD Muhammadiyah 21 (SD Mudatu) Bulaksari Wonokusumo Surabaya, Sabtu (14/3/20).

Acara Mabit diikuti sebanyak 94 siswa kelas VI dan orangtuanya. Mereka sangat antusias mengikuti materi yang dimulai selepas shalat Isya di SD Muhammadiyah 21 ini. Kehadiran orangtua siswa dan motivator diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan tentang penanganan pendidikan anak.

Mengangkat tema Membangun Sinergi antara Orangtua dan Sekolah, Bagus Sanyoto menyampaikan, anak-anak harus bisa mengedepankan kejujuran. Sebagai orang tua harus suportif kepada anak-anaknya.

”Dalam mendidik hendaknya mengutamakan keharmonisan dan kelembutan. Itu semua demi sukses meraih impian bersama,” katanya.

Dijelaskan, untuk mencapai kesuksesan tidak hanya dilihat dari nilai atau hasil, tetapi juga proses karena proses adalah bagian terpenting. ”Siapa di antara anak-anak yang pernah mencontek?” tanya Bagus Sanyoto.

”Loh, kok gak ada yang angkat tangan ya. Oke, pertanyaanya saya balik. Siapa yang tidak pernah nyontek ketika ulangan?”

”Oh..oh, siapa namamu?”

 ”Alfi…”, jawab singkat anak yang angkat tangan.

”Karena kamu jujur, Pak Bagus memberi hadiah uang Rp 50 ribu,” kata Bagus disambut tepuk tangan teman-temannya.

Modal Kejujuran Anak

Dia berpesan, jangan mengukur keberhasilan siswa dengan hasil nilai ujian saja tetapi modal kejujuran anak akan menjadi modal siswa untuk meraih keberkahan hidup. Kejujuran akan mengundang pertolongan dari Allah swt.

 ”Ayo..siapa yang tidak punya sosmed?” tanya Bagus lagi.

Hafidzah, angkat tangan. ”Kamu tidak punya sosmed, Nak”?  Hafidzah menggelengkan kepalanya.

 ”HP juga tidak punya?” Sekali lagi ia menggelengkan kepala sambil tersenyum simpul.

”Karena kamu tidak punya HP dan sosmed, Bapak ngasih hadiah uang 50 ribu.” Kembali gemuruh tepuk tangan mengiringi pemberian uang tersebut.

Bagus menegaskan, anak-anak jangan diberi HP, karena itu akan mengeraskan hatinya dan merusak pikirannya. Anak-anak yang diberi HP tidak bisa konsentrasi dan otomatis belajarnya akan terganggu.

”Kalau ibu-ibu gak tega karena teman-temannya pada memegang HP, percayalah, suatu hari nanti ibu akan menangis dan tidak tega melihat kebinasaan anak-anak ibu. Jadi mulai sekarang stop HP,” kata Bagus meyakinkan.

Kelembutan Memudahkan Ilmu

Dia mengingatkan, komunikasi yang harmonis dengan keluarga dan anak-anak. Karena anak-anak yang gagal itu penyebabnya karena orang tua tidak harmonis kepada anak-anaknya.

”Ibu-ibu… siapa yang tidak pernah marah kepada anaknya? Hayo angkat tangan tak kasih hadiah 100 ribu,” tanyanya. Tak pelak semua tertawa dan tak ada yang angkat tangan.

Dia menerangkan, ilmu akan bisa masuk dengan kelembutan bukan dengan kekerasan atau amarah. Dia percaya guru-guru di SD Mudatu  ini, mendidik anak-anak kita dengan kelembuatan.

”Mari bicara dengan hati kepada anak-anak kita. Pasti akan sampai ke hati anak-anak. Kata-kata baik selain menjadi doa, juga akan sangat berpengaruh kepada kebaikan anak. Itu akan mengantarkannya menjadi anak-anak yang sukses dunia akhirat,” tandasnya.

Di penghujung materi, Bagus Sanyoto mengajak anak-anak lebih dekat dengan orangtuanya. ”Mari anak-anak, silakan jabat tangan orangtuamu, mintalah maaf, mintalah restu agar hidupmu sukses,” katanya.

Kemudian dia melanjutkan, ”Wahai ibu…sambutlah anakmu, peluklah anakmu.” Suasana pun jadi haru. Tak sadar air mata anak-anak polos ini pun mengalir membasahi pipi. Dengan iringan lagu Keluarga Cemara dan lagu Guruku Tersayang, Bagus Sanyoto menggugah kesadaran dan mengetuk pintu hati para siswa.

Selanjutnya, semua siswa berhamburan berjabat tangan kepada para guru yang tak jauh duduk di sekitar mereka. (*)

Penulis M. Khoiru Anam  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version