PWMU.CO – Pagi itu, tiga siswi SMA Muhammadiyah 1 Sumenep sedang memotong daun serreh yang sedang tumbuh subur di taman Toga (Tanaman Obat keluarga) sekolah. Mereka adalah Amrina Rosyada, Dyah Ayu Pramita Dewi dan Itsna Munisah, siswi kelas XII IPA.
Keesokan harinya tercium bau harum kopi yang sedang digoreng. Dikira ada yang mau membuat kopi tubruk. Ternyata, tiga siswi itu sedang melakukan penelitian dan eksperimen untuk membuat formula inovatif, yaitu obat anti-nyamuk alami.
(Baca: Singkirkan 74 Pesaing, Pelajar SMAM 1 Sumenep Sabet Juara 1 Siswa Berprestasi dan Penebar Visi Islam Berkemajuan di Madura)
Setelah berusaha selama satu bulan dengan berberapa kali percobaan, akhirnya proses pembuatan obat anti-nyamuk alami berhasil. Dari sinilah muncul inovasi pembuatan dan pengolahan daun serreh dan kopi menjadi mat elektrik penyusir nyamuk dan penetralisir bau tidak sedap.
Luar biasa, hasil kajian dan percobaan itu dikirimkan ke Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Propinsi di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Dua minggu kemudian, ditetapkan 10 tim finalis yang layak presentasi di depan dewan juri. Dan salah satunya adalah tim LKTI SMA Muhammadiyah I Sumenep. Pada tanggal 21-22 Okober 2016 dilakukan pemilihan untuk menentukan Juara I, II dan III.
Dari 10 Tim yang datang dari beberapa Kabupaten/Kota di Jatim, maka ditetapkanlah bahwa SMAN I Gresik Juara I dan Tim LKTI SMA Muhammadiyah I Sumenep Juara II. Sementara SMAN 19 Surabaya Juara III.
(Baca juga: Inilah Mayoret Terbaik Madura)
Bagi Dyah Ayu Pramita, meski hanya juara II, namun ia dan kedua rekannya tetap bersyukur. Karena rasa lelah saat penelitian dan percobaan selama satu bulan bisa terobatai dan dibayar dengan prestasi ini.
”Semoga bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Terima kepada guru-guru yang sabar mendampingi kami di SMA Muhammadiyah 1 Sumenep. Terlebih, kami bisa mengharumkan nama Sumenep dan SMA Muhammadiyah I Sumenep,” harpanya. (iyunk/aan)
Discussion about this post