PWMU.CO – Usia tua tidak mengurangi semangat Moeslimin dalam menyemarakan kegiatan Milad Muhammadiyah 104 M/107 H di Bangkalan, Madura. Sesepuh Hizbul Wathan (HW) ini berangkat dari Surabaya, pada Sabtu (26/11), kemudian menginap di Masjid At-Taqwa Bangkalan bersama seluruh rombongan dari berbagai wilayah Jatim.
Di Masjid At-Taqwa banyak kader yang tertarik berkenalan dengan Mbah Mus –sapaan akrab Moeslimin- karena sosoknya yang sudah sangat renta, namun tetap semangat ber-Muhammadiyah. Dengan mengenakan seragam HW lengkap, tongkat di tangan, dan sosok yang sangat sepuh membuatnya menjadi daya tarik penggembira milad.
Bahkan, pada waktu puncak kegiatan Milad Muhammadiyah, Mbah Mus mengawal drum band HW Jember dengan jalan kaki yang jarak tempuhny cukup jauh. Pada waktu rombongan drum band sampai di Stadion Gelora Bangkalan, banyak peserta milad yang berebut minta foto. Gayanya yang nyentrik benar-benar menjadi pusat perhatian.
(Baca: Luar Biasa, Sesepuh Berkursi Roda Ini Tetap Semangat Hadiri Milad dan Gagal Tampil di Milad, Drum Band KOKAM Tetap Semangat Hibur Puluhan Ribu Peserta di Luar Stadion)
Pada waktu acara selesai, dia kembali jalan kaki sendiri menuju ke Masjid At Taqwa. Ketika ada rombongan yang menawarkan tumpangan, dia menolak dengan halus. Jiwa kepanduan yang sudah melekat di dirinya, membuat Mbah Mus tidak bersedia dispesialkan meskipun sudah tua.
Di sela-sela pertemuannya dengan para peserta Milad, Mbah Mus juga tak lupa memberikan pengalaman serta ilmu yang beliau miliki tentang kepanduan HW. “Godong Waru Bolong-bolong, Dadi Pandu Sampek Ompong (Daun Waru Bolong-Bolong, Jadi Pandu Sampe Ompong),” ujar Mbah Mus menggunakan pantun Bahasa Jawa ketika menjawab pertanyaan, sudah sepuh kok masih aktif? (nurul khusaini/ilmi)
Discussion about this post