Opini Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpikan Daerah Muhammadiyah Lamongan
PWMU.CO – Menjadi aktivis Persyarikatan pasti banyak menyita waktu. Banyak kegiatan yang harus dilakukan, seperti rapat, mengisi pengajian, dan menghadiri kegiatan lainnya. Dengan padatnya aktivitas itu, perlu manajemen waktu yang tepat.
Namun, tidak semua aktivis memiliki agenda waktu yang tertata dengan rapi. Seringkali, mereka lupa dengan janji dan agenda yang sudah disepakati. Akhirnya pontang-panting, jika mendadak ingat.
(Baca: Dicari, Driver yang Mempercepat Gerakan Muhammadiyah)
Untuk itu, aktivis Muhammadiyah memerlukan manajemen waktu dengan melibatkan anggota keluarga. Selain istri atau suami, anak bisa juga dilibatkan. Dengan melibatkannya, setidaknya anak dapat mengetahui aktivitas Persyarikatan ayah atau ibunya.
Langkah awal, apabila ada kegiatan Persyarikatan, maka informasi tentang waktu, tempat, dan jenis kegiatan dapat kita sampaikan ke anak. Tujuannya adalah agar anak sebagai pengingat atau pengendali waktu.
Sebenarnya dengan kecanggihan teknologi, manajemen waktu dapat diatur dengan aplikasi tertentu. Tapi langkah kedua ini, yaitu dengan melibatkan anak dalam memberikan informasi kegiatan Persyarikatan, akan membuat anak dan keluarga tahu pergerakan kita dalam berdakwah. Jangan sampai anak dan keluarga kita tidak tahu apa yang kita lakukan dalam ber-amar makruf nahi munkar.
(Baca juga: Fenomena Ghazwul Fikr dan Ketidaksiapan Generasi Bangsa)
Dengan melibatkan keluarga, khususnya anak, dalam manajemen waktu diharapkan, pertama, anak menjadi pengingat kita dalam beraktivitas di Persyarikatan. Kedua, anak diharapkan selalu mendoakan kita selama ber-aktifitas. Ketiga, anak-anak akan terinspirasi dengan aktivitas kita di Persyarikatan. Dengan harapan, kelak mereka akan menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Tidak ada kata terlambat, mengingat pentingnya manajemen waktu yang melibatkan anak ini. Tawa saubil haq, wa tawa saubi asshobri. (*)
Discussion about this post