Kisah Bunglon Jadi Media Pembelajaran SD Al Islam Cerme

Guru SD Islam Muhammadiyah Cerme, Hafid Aprianto saat memegang bunglon untuk jadi media pembelajaran (Dok.Pribadi/PWMU.CO)
Guru SD al-Islam Muhammadiyah Cerme, Hafid Aprianto saat memegang bunglon untuk jadi media pembelajaran (Dok.Pribadi/PWMU.CO)

PWMU.CO – Bunglon taman menjadi media pembelajaran yang dilakukan Guru SD Al Islam Muhammadiyah Cerme, Gresik, Kamis, (30/09/2021)

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan cara melaksanakan pengamatan langsung terhadap bunglon taman.

Awalnya, salah satu siswa SD al-Islam Muhammadiyah Cerme yang bernama Muhammad Hanzalah melihat bunglon taman. Tanpa rasa takut, dia menangkapnya dengan mudah dan hati-hati sehingga tidak sampai melukainya.

Respon berbeda ditunjukkan anak perempuan, mereka teriak takut dan geli terhadap hewan melata ini.

Karena semua anak menaruh perhatian terhadap bunglon itu, maka Guru Kelas IV SD al-Islam Muhammadiyah Cerme Hafid Aprianto memutuskan untuk menjadikanya sebagai media pembelajaran agar diamati siswa.

Hafid mengatakan, bunglon taman menjadi alternatif media konkret, yang dapat diamati siswa sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran tematik, “Kebetulan waktu itu hewan yang menjadi perhatian adalah bunglon taman,” katanya.

Menurutnya, bunglon tidak familiar untuk dijadikan hewan peliharan dibanding hewan lain seperti ayam, kucing, sapi, kambing yang sudah sering dilihat atau dijumpai anak anak.

“Saat pandemi, minat belajar siswa cenderung menurun, sehingga guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa. Nah kebetulan bunglon ini menjadi pusat perhatian, maka saya jadikan media pembelajaran langsung,” terangnya.

Sesuai Pembelajaran Tematik

Menurut Hafid, hal ini sesuai muatan pembelajaran Tematik kelas IV tentang mengenal ciri-ciri dan manfaat Sumber Daya Alam (SDA) berupa hewan.

“Maka saya ajak siswa untuk turun langsung ke lingkungan sekolah, mereka mencari hewan sesuai minat untuk dijadikan bahan pengamatan,” ucapnya.

Dari pengamatan yang dilakukan siswa, lanjut Hafid, para siswa tidak hanya sekedar tau fakta menarik bunglon dari literasi yang ada di buku.

“Tetapi mereka mengalami secara langsung bagaimana kemampuan bunglon melindungi diri dengan menyerupai warna kulitnya dengan media yang ditempati,” jelasnya.

Dari pembelajaran yang dilakukan, menurut Hafid, anak-anak sangat antusias dan menandakan pembelajaran seperti itu dapat menarik minat belajar siswa dari pada hanya sekedar membaca informasi yang sudah lengkap tentang ciri-ciri dan manfaaat hewan.

“Dengan mengamati, anak-anak dapat mengetahui secara langsung ciri-ciri dan manfaat hewan itu. Mereka juga dapat menyentuh secara langsung, dapat pengalaman belajar yang tidak didapatkan di kelas yang biasanya hanya membaca informasi,” imbuh Hafid.

Pengalaman Hanzah menangkap bunglon bagi Hafid adalah pengetahuan yang dapat dibagi kepada teman-temannya.

“Karena saat ini masih pandemi dan pertemuan tatap muka di sekolah terbatas, maka bagi siswa yang memilih belajar daring, kami mengabadikan kegiatan ini melalui video dan kami bagikan kepada siswa yang ada di rumah,” papar Hafid.

Dia berharap, pembelajaran yang ia lakukan tidak sekedar meningkatkan minat belajar tetapi dapat mendorong siswa mampu melakukan konstruk dan rekonstruksi pengetahuan secara otentik. (*)

Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version