PWMU.CO – Mahasiswa UMSurabaya ajak Karang Taruna yang berada di wilayah Bulak Banteng Surabaya melek isu kesehatan mental melalui edukasi secara virtual.
Koordinator tim penyuluhan Amjad Nabil Sirajuddin mengatakan kegiatan yang diadakan Sabtu (18/12/21) ini dipandu 5 orang mahasiswa dan diikuti 22 orang peserta.
“Pada kegiatan tersebut topik utama yang diangkat adalah masalah depresi pada remaja,” ujarnya.
Dia memaparkan kegiatan ini dilakukan untuk membangun kesadaran remaja agar mau speak up (berbicara) menyampaikan masalah kesehatan jiwa baik yang dialaminya sendiri maupun yang dialami orang-orang terdekat di lingkungan sekitar sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat sedini mungkin.
Dianggap Tabu
Amjad Nabil Sirajuddin menjelaskan masalah kesehatan mental di Indonesia masih dianggap tabu dan tidak sedikit menganggapnya sebagai aib yang harus ditutup rapat-rapat.
Hal tersebut, lanjutnya, menyebabkan banyak penderita yang akhirnya tidak mendapatakan penanganan yang cepat dan tepat sehingga memperparah kondisi penderita.
“Menanggapi fenomena tersebut, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, melakukan edukasi terkait mental health issues (isu-isu kesehatan jiwa) secara daring melalui zoom meeting.”
Gangguan Jiwa
Ketua tim Dosen Program Pengabdian Masyarakat UMSurabaya Uswatun Hasanah SpKepJ menyampaikan bahwa gangguan jiwa tidak serta merta muncul dan diderita oleh seseorang saat dewasa, akan tetapi melalui proses yang panjang selama rentang waktu kehidupan seseorang yang dikarenakan adanya masalah baik secara biologis, psikologis maupun sosial.
“Kami menyasar remaja karena masa remaja merupakan masa transisi dari anak menuju dewasa dan diperkirakan 80% pasien mengalami episode pertama gangguan jiwa (psikotik) pada rentang usia 16-30 tahun dan lebih banyak muncul saat remaja,” jelasnya.
Penyuluhan, sambungnya, dilakukan pada remaja karang taruna dengan harapan, informasi ini kemudian di-share ke seluruh remaja yang ada di wilayah tersebut.
Penyebab Depresi
Hanny Setya Puteri selaku pemateri mengungkapkan depresi merupakan salah satu gangguan jiwa dimana terjadi perubahan suasana hati dapat disebabkan oleh adanya pengalaman traumatis, riwayat penyakit kronis, penyalahgunaan zat, bahkan dapat terjadi karena faktor genetik.
“Depresi ditandai dengan sedih berkepanjangan, mudah lelah, nafsu makan menurun malas beraktivitas, cemas, bahkan muncul pikiran untuk menyakiti diri atau bunuh diri,” tuturnya.
Jika, tegasnya, merasa mengalami depresi, individu dapat bercerita pada orang yang dipercaya, melakukan aktivitas positif, dan segera menghubungi profesional kesehatan mental untuk mendapatkan terapi yang tepat.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini mendapatkan respons yang sangat baik dari audience. Pada sesi diskusi sebagian besar remaja menanyakan terkait cara mengatasi depresi pada remaja.
Kegiatan penyuluhan ditutup dengan komitmen bersama agar remaja lebih peduli terhadap isu kesehatan mental menuju Indonesia sehat jiwa. (*)
Penulis Ranty Dwi Novelia. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post