Punya Besan Kiai
Shofwan Amrullah menikah tiga kali. Pertama dengan Nur Millati pada tahun 1960. Usia perkawinannya hanya bertahan satu tahun. Karena pada tahun 1961 Nur Millati wafat. Pernikahan ini belum dikaruniai anak
Kemudian ia menikah yang kedua denga Suntiyah pada tanggal 12 Desember 1964. Dari pernikahan ini ia dikaruniai enam anak yaitu Mufit Mahmudi, Nanik Khusnawati, Enis Nainiyati, Anif Furqoni, Inayah Qurniawati, dan Nila Qurratu A’yuniyah
Sedangkan menikah yang ketiga dengan seorang janda tiga anak yakni Rusnah. Keduanya dikarunia satu anak yaitu Hetty Zuratul Mawaddah. Pernikahan yang ketiga ini terjadi pada tangal 7 September 1979.
Shofwan Amrullah dan KH Abdurrahman Syamsuri adalah sama sama aktivis persyarikatan. Sama sama menjadi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan. Keduanya sama-sama menjadi mubaligh dan hafal al-Quran
Dari seringnya perjumpaan dan sama sama menjadi mubaligh di Persyarikatan inilah kemudian keduanya menjodohkan putra-putrinya. Mufti Labih bin KH Abdurrahman Syamsuri dipertemukan dengan Nanik Khusnawati binti Shofwan Amrullah.
Kesan Orang Terdekat
Menurut Drs H Farchan, Sekretaris Majelis Tabligh 1990-1995, pada saat menjadi Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan, Shofan Amrullah mempelopori turba Ramadlan, berkeliling dari cabang ke cabang. Pada masanya juga dibentuk Korp Mubaligh Muhammadiyah yang bertugas mengisi khutbah Idul Fitri dan Idul Adha sedaerah Lamongan
“Sebagai Ketua PCM Pangkatrejo, Shofan Amrullah yang mengawali mengadakan pengajian pimpinan setiap Jumat Kliwon, berpindah-pindah dari ranting ke ranting dan masih berjalan sampai sekarang,” kenang Ketua PCM Maduran periode 2015-2020 ini
Di samping itu, sambungnya, ia mengadakan pengajian khususi kemuhammadiyahan dan ilmu faraidh setiap Jum’at Legi dan berjalan sampai sekarang,
Shofan Amrullah juga dikenal sangat tegas dalam urusan agama. Termasuk dalam hal memerangi TBC (tahayul bid’ah dan khurafat.
Mohammad Said, Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Lamongan 2015-2020 mengatakan Shofan Amrullah dikenal sangat dekat dengan angkatan muda Muhammadiyah (AMM) di Parengan.
“Pak Shofan Amrullah sangat perhatian terhadap keberadaan AMM. Beliau selalu men-support bila ada kegiatan perkaderan. Selalu memberi motivasi dan penyemangat untuk berjuang,” jelas mantan Sekretaris Pimpinan Cabang IPM Pangkatrejo ini
Menurut Said, pada tahun 1991 PC IPM Pangkatrejo ditempati kegiatan Latihan Instruktur Pimpinan Daerah IPM Lamongan. Saat itu peserta berlebih dan panitia mau memulangkan. Tapi Shofan Amrullah melarang. “Jangan dipulangkan, kasihan mereka dari jauh. Biar akomodasinya kita bantu,” ungkap Said menirukan Shofan.
Testimoni Putrinya
Dalam pandangan putri pertamanya Nanik Khusnawati, Shofwan Amrullah adalah sosok suami dan ayah yang baik. Penuh kasih sayang, menjaga perasaan istrinya, peduli dan penuh perhatian kepada anak anaknya bahkan hal hal kecil
Untuk menciptakan keakraban dengan anak-anaknya, caranya: kalau ada anaknya datang dari sekolah maka beliau minta dipijat. Dari situ bisa saling bercerita, berdiskusi menanyakan tentang pelajarannya, masalah masalah sehingga timbul keakrapan. Juga melalui jalan-jalan bersama.
“Beliau juga sering mengajak anak-anaknya bersilaturhmi ke teman-teman dan sanak saudaranya.
Shofan juga dikenal keras, tegas, dan, berwibawa dalam mendidik anak-anaknya. Sehingga kalau menjelang shalat Subuh, baru mendengar derap langkahnya, anak-anaknya sudah bangun.
“Beliau sangat marah bila kami tidak mengaji atau menunda-nunda shalat atau keluar rumah tanpa pamit,” ujarnya. Namun, sambung dia, beliau juga tidak kolot. Karena tahu anaknya suka olah raga maka dibelikan bet tenis meja dan bola pingpong, meski mejanya hanya menggunakan meja tulis.
“Pak Shofwan juga seorang yang humoris. Baru kenal dengan seseorang sudah seperti teman lama. Pintar bercerita, menarik perhatian lawan bicara,” ungkapnya.
Wafat Usia 57 Tahun
Ternyata Allah SWT lebih mencintai hamba-Nya yang selalu berjuang di jalan-Nya. Pada tanggal 27 Agustus 1999, Shofwan Amrullah menghadap Allah untuk selamanya dalam usia 57 tahun. Ia dimakamkan di Kuburan Islam Desa Parengan, Kecamatan Maduran, kabupaten Lamongan.
Semoga perjuangannya diteruskan para kader yang telah dibina selama ini. Jejak langkah perjuangannya menginspirasi generasi yang akan datang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post