Sinergi Orangtua dan Guru
Dukungan orangtua dengan guru menjadi kunci gadis—peraih semifinalis Hafidh Cilik Indonesia 2020—-itu mempertahankan konsistensi murajaahnya. Dia menegaskan, murajaah sudah menjadi pembiasaan di sekolah, bahkan sejak dia belajar di kelas I.
Tepatnya, melalui pembiasaan, penanaman karakter, dan konsistensi melakukan kebaikan sejak dini. Hingga kini, dia terbiasa menghafal surat al-Quran usai Maghrib.
“Wah tenyata kalau berbicara pakai bahasa Indonesia, jadi ketahuan Alika kalau orang Gresik, hehe,” Arie mengungkapkan bahwa suara Alika saat membaca sl-Qur’an begitu baik sehingga tidak tampak logat aslinya.
Hal tersebut tentu bagian dari hasil proses pembiasaan yang disambut baik oleh orangtua, dengan komitmen bersinergi. Ibunda Alika yang turut mendampingi pun mendapat pertanyaan menarik dari Arie Untung.
“Ada nggak Bun tantangan terbesar saat mendampingi Alika menghafal?” tanya Arie.
“Kadang anaknya merasa malas menghafal, tapi kemudian saya beri motivasi. Karena kakaknya sudah lebih jauh hafalannya, jadi dia termotivasi untuk bisa terus menghafal seperti kakaknya,” jelas bunda Erna Wahyuni.
Dia ingin menjadi penyemangat bagi orangtua lainnya dalam membimbing putra-putrinya membaca Al-Quran di tengah beragam tantangan yang ada. Seperti maraknya penggunaan gadget pada anak usia dini.
Arie Untung kembali mengapresiasi di penghujung sesi. “Alika luar biasa enak banget suaranya, kita dengarnya enak, suaranya polos, enak, makhorijul hurufnya, tajwidnya bagus. Terus belajar ya,” kata Arie.
Baca sambungan ke halaman 3: Kunci Kebaikan dari Pembiasaan Baik
Discussion about this post