Spirit Itu
Kader, di tingkat apapun, memang harus kita persiapkan terus-menerus. Tirulah Nabi Ibrahim As dan Nabi Ya’qub As.
Perhatikanlah ayat ini: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): ‘Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam’.” (al-Baqarah 132).
Simaklah ayat ini: “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab: ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya’.” (al-Baqarah 133).
Cermatilah juga ayat ini, terkait Nabi Zakaria As: “Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, yaa Tuhanku, seorang yang diridhai.” (Maryam 5-6).
Apa makna mawali pada ayat di atas? Di terjemah al-Qur’an, disebutkan bahwa yang dimaksud oleh Nabi Zakaria AS dengan mawali ialah orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya. Hal yang dikhawatirkan Zakaria As ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorangpun di antara mereka yang dapat dipercayainva. Oleh sebab itu dia meminta dianugerahi seorang anak.
Hayatilah ayat ini: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (an-Nisaa’ 9).
Tekait ayat-ayat di atas, tak ada pilihan lain, selain kita harus istikamah menyiapkan kader-kader. Para penerus perjuangan itu bisa kader biologis ataupun kader ideologis.
Teruslah Bergerak!
KH Ahmad Dahlan tak lelah beramal shalih. Dia seperti hendak mendemonstasikan pengamalan secara terus-menerus at-Taubah 105 ini: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu … “.
Sungguh, KH Ahmad Dahlan adalah salah satu teladan yang tepat. Dia sang pencerah sekaligus sang penggerak. Sampai di hari-hari dekat akan wafat, dia masih selalu berpikir dan berbuat untuk dakwah.
Alhasil, duhai semua, mari menunduk dan resapkanlah pepatah-petitih khas Muhammadiyah ini: “Kader adalah anak panah Muhammadiyah yang siap dilepaskan ke berbagai arah sasaran”. Atas spirit ini, semoga Allah mudahkan. (*)
Kader-Kader Hebat KH Ahmad Dahlan, Melesat seperti Anak Panah: Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post