Uprak SDMM, Ada Pendalang ala Stand up Comedy

Uprak SDMM, Ada Pendalang ala Stand up Comedy, Liputan kontributor PWMU.CO Gresik
Siswa SDMM foto bersama setelah ujian praktik bahasa Indonesia (Ema/PWMU.CO)

Uprak SDMM, Ada Pendalang ala Stand up Comedy, Liputan Ema Rohmah Hayati, kontributor PWMU.CO Gresik

PWMU.CO – Bel berbunyi, siswa kelas VI SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) yang berjumlah 72 siswa memasuki ruang kelas masing-masing untuk mengikuti ujian praktik (uprak). Kali ini, mereka mengikuti uprak hari kedua mata pelajaran bahasa Indonesia.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, umprak dilaksanakan dua gelombang, pagi dan siang. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangat siswa untuk menampilkan karya terbaiknya.

Koordinator Bahasa Indonesia kelas VI Ema Rohmah Hayati SPd menugaskan siswa untuk menulis cerita fiksi dan menampilkan cerita tersebut pada Selasa (15/3/22).  

“Selain berhubungan dengan materi yang telah diajarka, siswa mengenai teks fiksi dan nonfiksi. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kepercayaan diri dan keberanian mereka tampil di depan umum. Serta, meningkatkan kemampuan kreativitias menulis mereka,” ujarnya.

Cerita Sehari-Hari

Ema Rohmah Hayati menjelaskan terlihat dari cerita yang disuguhkan sungguh bervariasi. Mulai dari cerita kehidupan sehari-hari, cerita binatang, dan cerita kerajaan. Mereka menulis sesuai dengan khayalan mereka sendiri dan tidak diperkenankan untuk mengambil dari sumber lain.

“Tidak hanya itu, penampilan mereka didukung dengan properti dan kostum yang sangat menarik dan telah mereka siapkan dengan maksimal,” tuturnya.

Dia memaparkan beberapa contoh tampilan siswa di kelas VI seperti Muhammad Ibrah Al Amri dari 6 Ki Bagus Hadikusumo, bercerita tentang Memperoleh Keselamatan Karena Menepati Janji dengan bermodal gambar yang dibuat seperti wayang.

“Dia antusias memperagakan seperti pendongeng dan dalang pada pentas wayang. Dibumbuhi dengan sedikit gurauan ala stand up comedy,” ungkapnya.

Bermodal Kardus Bekas

Ema Rohmah Hayati mengatakan tak kalah menarik lagi karya dari Muhamamd Shafarizki Mahardika dari 6 Ki Bagus Hadikusumo. Dia bercerita tentang Burung Kenari dan Burung Pipit. Shafarizki memperagakannya layaknya anak-anak menonton dari layar TV.

“Meski hanya bermodal kardus bekas yang dibentuk seperti TV menjadi poin plus mereka untuk mengekspresikan karyanya.”

Tak ketinggalan Khayla Faeyza Nurina Salim. Siswa kelas VI Ki Bagus Hadikusumo bercerita dengan layaknya dia menjadi seorang pemburu dengan membawa busur dan anak panah. Menambah kesan menarik dari dongeng Harimau dan kelinci yang dibawakannya.

Khayla, pangilan akrabnya, sendiri mengaku mengikuti latihan memanah yang bisa mengispirasi dongeng yang dibawakan.

Muhamamd Shafarizki Mahardika dari 6 Ki Bagus Hadikusumo, bercerita tentang Burung Kenari dan Burung Pipit (Ema/PWMU.CO)

Sangat Antusias

Siswa kelas VI sendiri mengaku sangat antusias dan merasa tegang saat maju mendongeng. Namun, hal tersebut tertepis setelah mereka mampu tampil mendongeng dengan baik.

“Alhamdulillah ustazah, hari ini aku dapat tampil dengan baik. Aku lega meskipun tadi sedikit gugup,” curhat Fahreza Huga Zhafif Afrian siswa kelas VI Kasman Singodimedjo.

Hal yang sama juga diutarakan Fazian Muhamamd Althaf. Siswa dari kelas VI Jendral Sudirman ini mengungkapkan tugas mendongeng ini telah selesai. “Tadi aku berharap waktu bisa cepat berlalu. Tapi aku senang bisa menceritakan tentang kisah Landak yang sombong.”

Dia berharapkan teman-teman bisa mengambil pesan moral dari ceritaku tadi,” ucap Azie begitu dia dipanggil teman-temannya.

Dari semua tulisan dan penampilan siswa kelas 6 tadi, para penguji juga mengaku kagum. Mereka bisa tampil dengan maksimal dan cerita yang mereka buat juga menarik untuk dibaca. Hal ini disampaikan Eka Yunita Rakhmawati SHum.

Salah satu penguji yang menilai karya siswa kelas VII ini berharap semoga kelak mereka akan menjadi penulis dan pendongeng yang terkenal di masa yang akan datang. (*)

Co-Editor Ichwan Arif Editor Muhammad Nurfatoni.

Exit mobile version