Puasa Jangan Tidur Saja, Orang Bertakwa Tak Menyia-nyiakan Waktu

Puasa Jangan Tidur Thok, Ciri Orang Bertakwa Itu Tidak Menyia-nyiakan Waktu, liputan Kajian Ramadhan PDA Kota Probolinggo oleh kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo Hanafi.
Puasa Jangan Tidur Thok, Ciri Orang Bertakwa Itu Tidak Menyia-nyiakan Waktu. Foto bersama saat Kajian Ramadhan PDA Kota Probolinggo (Hanafi/PWMU.CO)

Puasa Jangan Tidur Thok, Ciri Orang Bertakwa Itu Tidak Menyia-nyiakan Waktu, liputan Kajian Ramadhan PDA Kota Probolinggo oleh kontributor PWMU.CO Hanafi.

PWMU.CO – Penuh semangat dan kegembiraan tampak pada 200 peserta Kajian Ramadhan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Probolinggo saat registrasi yang digelar di Aula Lantai II TK ABA I Kota Probolinggo, Jumat (01/04/2022).

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo Drs Masfu’ MSi dalam sambutannya menyatakan puasa ramahan terkandung maksud dan tujuan. Secara sar’i dikaitkan dengan firman Allah dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 183.

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” kutipnya.

“Disamping itu diwajibkannya kita berpuasa karena merupakan rukun Islam yang keempat. Kajian ramadhan yang dilaksanakan saat ini merupakan salah satu usaha untuk terciptanya insan yang muttaqin,” tambahnya.

Introspeksi Tingkat Ketakwaan

Menurutnya kita perlu introspeksi diri. Sekarang umur kita sudah berapa tahun. Katakanlah umur kita sudah 52 tahun. Kita mulai berpuasa sejak umur 12 tahun, berarti kita berpuasa sudah mencapai 40 kali selama ini. Yang menjadi pertanyaan bagi kita sudah seberapakah tingkat ketakwaan kita kepada Allah swt.

“Kalau lebih diuraikan lagi, sudah berapa kali PDA melaksanakan kegiatan kajian ramadhan? Apa yang membekas pada diri kita? Inilah perlunya kita introspeksi diri agar kegiatan ini tidak hanya sekedar rutinitas saja,” pesannya.

Salah satu ciri orang yang takwa, sambungnya, adalah tidak menyia-nyiakan waktu. Jangan berdalih tidur merupakan bagian dari puasa, sehingga seharian pekerjaannya hanya tidur.

“Setelah shalat subuh tidur. Bangun waktu shalat dhuhur. Lalu tidur sampai asar. Dan seterusnya sampai tiba waktunya berbuka puasa,” ungkapnya disambut tawa peserta.

Mindset yang seperti ini harus diubah, agar puasa kita bermakna dan jangan biarkan puasa kita hanya sia-sia. Sebagaimana hadits riwayat Ibnu Majah yang maknanya, “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja,” sitirnya.

Dia berharap seluruh guru dan karyawan Aisyiyah, Nasyatul Aisyiyah dan Angkatan Muda Putri Muhammadiyah bersama-sama untuk selalu Tafaqquh Fid Dien atau menuntut ilmu.

“Terutama pada saat kegiatan Ahad Pagi setiap pekan pertama setiap bulan yang bertempat di Graha Ahmad Dahlan (GAD Kantor PDM) Kota Probolinggo,” harapnya.

Ramadhan dengan Hasil Optimal

Sementara itu Ketua PDA Kota Probolinggo Dra Romiyati MSi menyampaikan dalam sambutannya bahwa tema yang diusung adalah Ramadhan Momentum Meningkatkan Keimanan Merengkuh Kemuliaan Dalam Pribadi Yang Takwa.

“Ada dua alasan yang melatarbelakangi tema tersebut.
Pertama kajian tentang keilmuan ditaruh di awal ramadhan. Ini seiring dengan kaidah ilmu sebelum ámal dan adab atau akhlak sebelum ilmu,” paparnya.

“Dengan harapan kajian ramadhan ini bermakna memperkuat keimanan, sebagai landasan beramal selama bulan ramadhan. Sehingga mendapatkan hasil yang optimal,” imbuhnya.

Kedua, lanjutnya, merengkuh kemuliaan dalam pribadi yang bertakwa. Ada makna jihadah di dalamnya atau kesungguhan. Hanya dengan kesungguhan hati yang mendalam maka kemuliaan dan rahmat Allah itu didapatkan. Dengan sungguh-sungguh maka Allah akan tunjukkan jalan untuk meraihnya.

“Kegiatan Kajian Ramadhan ini akan berlangsung selama tiga hari. Mulai tanggal 1 April sampai dengan 3 April 2022. Dilengkapi dengan enam materi yang akan disampaikan,” terang dosen STAI Muhammadiyah ini.

Keenam materi tersebut adalah Keimanan Kebutuhan Dasar Hamba Allah Calon Penghuni Surga, Cerdas Memanfaatkan Medsos untuk Meraih Ridha Allah, Fiqh Ramadhan (Sukses meraih ramadhan), Qolbun Salim (Hati yang bersih), Menjaga Hati dari penyakit hati dan Masalah Puasa Wanita,” urainya. (*)

Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version