Khotbah Id PCM Rawalumbu, Empat Jalan Menuju Pencerahan Pasca Ramadhan

Khotbah Id
Ketua PCM Rawalumbu M. Ikhwan Rahmanto khotbah Id di di halaman parkir Plaza De’Minimalist. (Hidayat/PWMU.CO)

PWMU.CO – Khotbah Id PCM Rawalumbu Kota Bekasi mengupas empat jalan menuju pencerahan pasca Ramadhan.

Shalat Idul Fitri 1445 H diadakan di Halaman Parkir Plaza De’Minimalist, Rabu (10/4/2024).

Imam dan khotib M. Ikhwan Rahmanto STP MSi, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Rawalumbu.

Dalam khotbah Id Ikhwan Rahmanto mengatakan, takwa itu memiliki kedudukan yang amat penting dalam Islam. Disebutkan di dalam al-Qur’an sebanyak  258 kali dalam bentuk dan konteks berbeda-beda.

Mengutip pendapat Imam asy-Syaukani, dia menjelaskan, takwa adalah puncak segala sesuatu dari tujuan amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia. Allah memberi petunjuk kepada manusiabahwa sebaik-baik bekal adalah takwa.

Tabiin Umar bin Abdul Aziz, sambung dia, memberi makna takwa kepada Allah itu  bukanlah terletak pada puasanya seseorang di siang hari dan shalatnya di tengah malam, tetapi ketakwaan terletak pada meninggalkan apa yang diharamkan Allah dan mengerjakan semua kewajiban yang diperintahkan.

”Barang siapa yang telah diberi rezeki sesudah itu maka itu merupakan kebaikan menuju kebaikan,” ujarnya.

Dosen Universitas Islam 45 Bekasi ini mengajak pimpinan dan kader Muhammadiyah untuk melakukan pencerahan pasca Ramadhan.

Pertama, melalui muhasabah.

Mengevaluasi kualitas puasa yang telah dikerjakan. Boleh jadi banyak peluang kebaikan dengan berbagai janji pahala besar namun kurang tertarik untuk mengamalkannya.

”Boleh jadi masih banyak perkataan dan perbuatan buruk yang bisa merusak kualitas shaum kita, tapi belum bisa kita tinggalkan. Astaghfirullah,” katanya.

Kedua, shaum Ramadan menjadi berkah.

Berkah artinya ziyadatul khair, bertambahnya kebaikan.  Amalan yang dekat waktunya dari shaum di bulan Ramadhan adalah shaum Syawal.

”Menunaikannya berarti ikhtiar agar kebaikan kita bertambah,” tuturnya.

Ketiga, wujudkan keluarga bertakwa.

Anngota keluarga memahami Islam dengan baik, bagus akhlaknya, dan memiliki semangat menebar manfaat, mengajak umat menjadi orang-orang bertakwa.

Keempat, tingkatkan pemahaman terhadap Islam.

”Tidak ada kata terlambat bagi yang sudah berusia lanjut sekalipun. Masih ada kesempatan mengikuti taklim,” katanya.

Manfaatkan HP dengan akses internet untuk mengaji. Namun selektif memilih narasumber.

”Mungkin kita sudah telanjur tidak mendapatkan pendidikan agama Islam yang memadai di saat anak anak dan remaja, mari kita usahakan anak-anak kita agar memiliki pemahaman agama Islam baik,” tuturnya.

Masukkan anak-anak ke madrasah, pesantren, sekolah Muhammadiyah supaya mendapat pendidikan yang baik.

”Jangan sampai kita menjadi orang awam, anak-anak kita juga generasi yang lemah pemahaman keislamannya. Mari kita manfaatkan sebagian waktu kita untuk mengaji,” tandasnya.

Sebagian dari anak-anak kita perlu disiapkan menjadi ustadz, menjadi ulama, kalaupun sudah telanjur tidak kesampaikan maka kita siapkan sebagian cucu-cucu kita  untuk menjadi ulama pewaris nabi, yang siap menunaikan dakwah, siap menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa.

Penulis Hidayat Tri  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version