Mengoptimalkan Potensi
Pada kesempatan itu, Husnul juga menguraikan pentingnya mengoptimalkan kapasitas kader Nasyiah. Ia memaparkan kapasitas memiliki hubungan yang erat dengan keberagaman potensi baik yang berbasis individu maupun organisasi.
“Potensi Nasyiah banyak sekali, tidak hanya yang tampak. Potensi apa saja yang bisa diunggulkan sehingga orang lain bisa mengerti bahwa Nasyiah bernilai,” katanya.
Ia lalu menjelaskan tiga jenis potensi pada diri manusia. Pertama, potensi diri secara fisik. Hal ini dapat terlihat pada ukuran tubuh,
bentuk badan, kesehatan dan lain sebagainya.
Kedua, potensi diri secara psikologi, kapasitas ini akan tampak dari kekuatan bakat, minat, hobi, motivasi hingga cita-cita. Husnul mengarahkan para kader dari tingkatan terbawah yakni tingkat ranting ini, Nasyiah harus punya cita-cita yang tertulis dalam Visi, misi program kerjanya sehingga akan lebih semangat untuk bergerak.
Sedangkan jenis ketiga, potensi diri secara kognitif, yakni kekuatan yang ada pada diei seseorang yang berhubungan dengan kemampuan berpikir, keterampilan diri, prestasi dan lain aebagainya. Husnul menilai potensi dari kader dari tingkat ranting ini beragam, maka perlu diolah, diwadahi dan dikembangkan melalui gerakan Nasyiah.
“Saya kira banyak potensi dalam diri teman-teman Nasyiah ini, maka perlu diolah dan dikembangkan lebih optimal. Beri ruang dan panggung untuk ditumbuhkembangkan,” terangnya.
Husnul menegaskan setiap manusia dianugerah ipotensi oleh Allah SWT Faktor usia, pendidikan, dan lingkungan memberikan pengaruh yang besar terhadap proses tumbuh dan kembangnya potenai dalam diri manusia itu. Bila diberikan edukasi yang positif, lingkungan yang baik maka potensi akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
“Saat kita tahu ada ada potensi dari anggota Nasyiah kita unggulkan, dan sebaliknya bila ada yang kurang diminimalkan melalui kajian, seminar dan sebagainya,” jelasnya.
“Jangan sampai kebalik ya, karena kegiatan di NA sepi justru ikut kajian di luar. Nah ini justru jadi peluang, NA harus melakukan pemenuhan-pemenuhan dengan kajian atau bentuk lain sehingga kebutuhan anggotanya terwadahi,” tuturnya.
Feedback Positif
Merespon pertanyaan dari Nur Laila, anggota dari PRNA Suci Gresik Jawa Timur tentang bagaimana proses mengader dan membuat gerakan di tingkat ranting, Husnul menjawab agar tiap pimpinan bisa memberikan feedback positif bagi siapa saja anggota/calon anggota yang mulai tertarik dengan Nasyiah.
Selanjutnya ia menyarankan untuk melakukan pemetaan potensi tiap kader, sehingga dari sinilah beragam aktivitas menarik dan yang diperlukan anggota dapat direalisasikan dengan baik.
Di akhir pemaparanya, Husnul mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir MSi, yang menyatakan sikap yang dimiliki pimpinan, kader, dan angota Muhammadiyah tercermin dalam segala pemikiran dan tindakan yang dilakukan.
Maka, Husnul mengajak agar para kader NA dari penjuru wilayah Indonesia ini dapat responsif dan progresif dalam menggerakan dakwah melalui Nasyiatul Aisyiyah.
Pada kegiatan Silaturahim Kader NA regional 1 dan 3 ini, Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Suci Manyar Gresik mengirimkan tiga utusan yaitu Esti Darmawati (Ketua PRNA), Anis Shofatun (Ketua Bidang Pendidikan) dan Nur Laila (Sekretaris Bidang Dakwah).
Al-Birru manittaqa! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post