Latih Ketakwaan Siswa, MIM 21 Kapas Gelar Mabit

Kegiatan Mabit li Ta'mil Mumasaroh (MTM) yang digelar MIM 21 Kapas, Bojonegoro untuk melatih ketaqwaan siswa (Achmad Affan Ghiffar/PWMU.CO)
Kegiatan Mabit li Ta’mil Mumasaroh (MTM) yang digelar MIM 21 Kapas, Bojonegoro untuk melatih ketaqwaan siswa (Achmad Affan Ghiffar/PWMU.CO)

PWMU.CO – Moment Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, kaum muslimin menyambut dengan gembira. Beragam kegiatan pun dibuat dalam rangka meningkatkan iman dan takwa di bulan Ramadhan.

Seperti halnya MIM 21 Kapas, Bojonegoro menggelar acara Mabit li Ta’mil Mumasaroh (MTM) yang dilaksanakan Rabu-Kamis, (30-31/3/2022) bertepatan dengan 27-28 Sya’ban 1443 di Aula MIM.

Mabit merupakan sarana kegiatan tarbiyah untuk melembutkan hati, membina ruhiyah, membersihkan jiwa dan juga membiasakan fisik untuk beribadah kepada Allah taala. Kegiatan ini merupakan kegiatan keagamaan yang digelar untuk memupuk keimanan dan ketakwaan.

Rahmi Mualifah, ketua panitia menjelaskan, dalam kegiatan MTM ini, siswa diajarkan 5 materi pokok, yakni tata cara perawatan jenazah, bacaan doa dan dzikir, tadarusan, sholat khusuf, dan sholat qiyamul lail secara berjamaah.

“Kegiatan Mabit ini tidak hanya terfokuskan dalam hal penguatan iman dan takwa, namun juga mengarah kepada pembentukan akhlak kebiasaan mahmudah,” katanya.

Menurutnya, siswa akan diajarkan tentang menjaga kebersihan, saling berbagi bekal, bersabar, sopan santun terhadap guru, dan menjaga kebersamaan (ukhuwah islamiyah).

Kepala MI Muhammadiyah 21 Kapas Muhammad Yusron mengatakan, siswa harus memiliki sifat empati jika di sekitar lingkungannya ada orang yang meninggal.

“Minimal ikut menyalatkan jenazah tersebut bukan malah menjadi takut pada pocongan, karena sejatinya orang yang mati itu tidak bergentayangan, itu hanya takhayul,” ucapnya.

Kegiatan ini diikuti oleh tiga kelas atas, yaitu kelas IV, V, dan VI dengan jumlah 64 siswa. Acara pembukaan dimulai pukul 16.00 WIB dihadiri oleh kepala madrasah dan para guru MIM 21 Kapas.

Tata Cara Perawatan Jenazah

Materi pertama yaitu perawatan jenazah diisi oleh Abdul Kadir. Dia adalah ulama dan tokoh masyarakat di Desa Kapas yang ditunjuk oleh Pemdes berkaitan urusan perawatan jenazah. Abdul Kadir pun menjelaskan tata cara memandikan jenazah, mengkafani, mensholatkan, dan mengkubur.

Siswa memperhatikan dengan seksama dan sesekali menganggukkan kepala isyarat bahwa mereka memahami betul apa yang disampaikan. Ada juga di antara mereka yang menanyakan beberapa hal terkait materi.

Seperti halnya Zizi, Siswi kelas VI ini menanyakan, bagaimana jika mayit tersebut adalah korban kecelakaan sedangkan ada bagian tubuh yang terpisah, lalu apakah masih harus dimandikan.

“Tetap harus dimandikan jika tubuh mayit kecelakaan tersebut tidak parah, namun jika tubuh sudah tidak terbentuk, boleh untuk langsung dikafani karena keadaan darurat,” jawab Mbah Dul sapaan akrab Abdul Kadir.

“Merawat jenazah itu penting, meskipun hanya dilabeli fardhu kifayah yaitu jika sebagian sudah mengerjakan maka gugur bagi lainnya. Agar menjadi anak sholeh, maka besok ketika orang tua meninggal, kita diwajibkan merawat jasad mereka dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk berbakti,” imbuhnya.

Materi yang kedua dan ketiga dilaksanakan setelah sholat maghrib dan isya berjamaah. Para siswa langsung masuk kepada materi doa dan dzikir dibimbing oleh bapak dan ibu guru dilanjutkan dangan bertadarus bersama.

Hari semakin malam, waktu telah menunjukkan pukul 21.00 WIB tiba saatnya acara keempat yaitu materi sholat khusuf.

Materi ini disampaikan oleh Pembina HW Mochammad Ali Imron. Sebelum ia menjelaskan materi, siswa diberikan beberapa permainan ice breaking untuk menstimulus siswa yang mulai mengantuk agar segar dan kembali ceria.

Materi sholat khusuf meliputi dua bagian, pertama berisi teori bacaan, doa, rukun, dan tata cara. Sesangkan bagian kedua langsung praktek. Ada di antara siswa yang bingung tentang gerakan shalat, namun setelah dibenahi mereka tahu dan bisa mengerjakan.

Siswa Diharapkan Melanjutkan Kebiasaan Baik

Menjelang pukul 03.00 WIB semua siswa dibangunkan untuk melaksanakan materi terakhir yaitu sholat tahajud. Banyak di antara mereka yang masih mengantuk saat akan mengambil air wudhu. Suasana tenang begitu terasa karena belum ada aktifitas warga sekitar pada jam tersebut.

Shalat qiyamul lail diimami langsung oleh Kepala MIM 21 Kapas Muhammad Yusron. Di akhir kegiatan qiyamul lail dia berpesan agar anak-anak MIM 21 Kapas dapat melanjutkan kebiasaan baik ini.

“Sholat tahajud di rumah dan tidak berhenti di sini saja (sekolah) karena terdapat fadhilah atau keutamaan antara lain waktu mustajab terkabulnya doa,” ucapnya.

Saat adzan berkumandang, maka dilanjutkan sholat subuh berjamaah. Menuju ke acara penutupan, siswa diarahkan untuk merapikan barang bawaan dan membersihkan sampah yang berserakan.

Kegiatan penutupan dilakukan setelah senam pagi bersama. Saat penutupan, Kepala MIM 21 Kapas menasehati kepada seluruh siswa agar ilmu yang telah diperoleh semalam dari Maibit li Ta’mil Mumasaroh (MTM) bisa untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan diamalkan di tengah-tengah masyarakat. (*)

Penulis Achmad Affan Ghoffar Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version