![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2022/04/WhatsApp-Image-2022-04-30-at-05.17.30.jpeg?resize=717%2C504&ssl=1)
Dari TPQ sampai SDMM
Di sisi lain, kata In’am, ibu-ibu juga berusaha merintis berdirinya taman kanak-kanak. Akhirnya berdiri TK Aisyiyah 36 PPI. Sukses mendirikan TPQ dan TK, bapak-bapak majelis menyampaikan kepadanya ingin mendirikan masjid di kompleks PPI. In’am pun langsung melapor ke Prof Amien Rais yang saat itu sedang berada di kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.
“Saat itu ternyata ada dana hibah pendirian masjid baru sebesar Rp 96 juta dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Saat itu almarhum H Bisri Ilyas bersedia memberikan tanah jika ada dana untuk pendirian masjid tersebut (Masjid At Taqwa PPP),” imbuhnya.
Usai bertemu dengan Amien Rais, dia mendapat memo pengajuan dana langsung ke PP. Akhirnya mereka melanjutkan perjuangan syiar Muhammadiyah di PPI dengan merintis berdirinya SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) dan akhirnya berdiri dan berkembang sampai sekarang di usianya yang ke-18 tahun pada 1 April 2022 lalu.
In’am menyampaikan, perjuangan mensyiarkan Islam itu sudah dicontohkan oleh bapak-bapak tersebut. Maka, katanya, guru dan karyawan SDMM pun harus militan seperti mereka. Ibarat kereta api, dia berharap, guru dan karyawan SDMM bisa berjalan di relnya.
Di akhir sesi, dia meminta guru dan karyawan di SDMM juga menata hati kembali terkait perjuangan syiar Islam dan Muhammadiyah. “Guru dan karyawan yang sudah berada di sekolah yang bagus dan unggulan haruslah bisa bersyukur!” tuturnya.
Kata militan sebelumnya disampaikan Kepala SDMM Ria Pusvita Sari MPd dalam sambutan pembuka. Dia menekankan pentingnya menjadi guru dan karyawan yang militan. “Guru dan karyawan diharapkan juga bisa menjadi warga Muhammadiyah yang militan,” ujarnya.
Militan berarti bisa memperjuangkan dakwah amar makruf nahi mungkar. Ustadzah Vita, panggilan akrabnya, juga berharap, guru dan karyawan SDMM bisa diwarnai dan mewarnai perjalanan Muhammadiyah. (Baca selengkapnya sambutan Ustadzah Vita: Bekerja di AUM Jangan Kontraproduktif dengan Ideologi Muhammadiyah)
Dia lantas menyampaikan jumlah zakat fitrah, zakat mal, infak, dan sedekah yang terkumpul di SDMM: Zakat fitrah 809,1 kg, zakat mal Rp 11,2 juta, infak Rp 6,6 juta, dan sedekahRp 5,5 juta.
“Selain itu, terkumpul pula beberapa sembako seperti minyak goreng, gula, dan lainnya,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 3: Dua Sisi Pergerakan Muhammadiyah
Discussion about this post