TPQ Gendongkulon, Asyiknya Mengajar Ngaji Santri Lansia

TPQ Gendongkulon
Santri ibu-ibu TPQ Gendongkulon Babat.

PWMU.CO– TPQ Gendongkulon lokasinya di Masjid Taqwa Babat, Lamongan. Usai shalat Isya jamaah ibu-ibu Lansia tak beranjak pulang. Mereka menunggu Ustadz Khamim untuk belajar mengaji Iqro’.

Itulah kegiatan baru Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) PRM Gendongkulon PCM Babat sepekan ini. Belajar Iqro mulai jilid satu. Tahap awal mengenal huruf Hijaiyah. ”A A… A Ba A… Ba A Ba… A Ba A…” Begitu terdengar suara ibu-ibu Lansia dari dalam gedung TPQ Gendongkulon tiap malam.

Ustadz Khamim mengajar mereka dengan sabar. Apalagi ketika menginjak halaman dengan huruf-huruf yang sulit dieja oleh Lansia yang lidahnya sudah kaku. Selalu bikin tawa. Membedakan huruf tsa dengan sa, huruf shod dengan sya, huruf za dengan zho.

Paling seru ketika mengeja huruf dhod. Huruf paling sulit. Lidah sudah ditekuk-tekuk yang keluar tetap bunyi do. Bahkan ada yang mengucap dlo….. Maka tawa ramai memenuhi ruangan.

Belajar Doa

Santri ibu-ibu ini juga belajar doa harian. Seperti doa untuk orangtua. Begitu sudah hafal doa ini, banyak ibu yang menangis haru. ”Sekarang saya bisa mendoakan orangtua sesuai ajaran Nabi Muhammad,” kata mereka dengan mbrebes mili, meneteskan air mata.

Salah satunya Mundari yang akrab disapa Mbokde Mun. Usianya 69 tahun. Dia bersyukur masih berkesempatan mengaji meski sudah lanjut usia. Dulu masa kecilnya tidak sempat sekolah dan mengaji karena harus momong adik-adiknya.

Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gendongkulon M. Imam Taufik menceritakan, di hari pertama mengaji ibu-ibu Lansia ini masih malu. Mereka bilang,”Ustadz, pintunya ditutup saja. Isin didelok arek-arek cilik.”

Imam Taufik yang ikut mengajar bersama Ustadz Khamim menjelaskan, biarkan saja pintu terbuka. Siapa tahu ketika melihat ada ibu-ibu belajar mengaji bisa menarik minat ibu-ibu yang lain datang.

Benar saja. Tiap hari jumlah santri TPQ Lansia ini selalu bertambah. ”Alhamdulillah atas izin Allah peserta yang awalnya hanya enam orang sekarang menjadi 26 orang,” terang M. Imam Taufik yang karyawan RSU Muhammadiyah Babat.

Syafaat al-Quran

Ustadz Khamim menerangkan, kelompok mengaji santri Lansia ini diberi nama Jamaah Masal. Singkatan dari Jamaah Mengharap Syafaat al-Quran.

Para santri ini, sambung dia, berharap dengan mengaji, membaca al-Quran, akan mendapatkan pahala dan syafaat atau pertolongan dari Allah swt di akhirat nanti setelah mati.

Dijelaskan, selain santri ibu-ibu, sebelumnya juga ada kelompok santri bapak-bapak yang dimulai bulan Ramadhan lalu. ”Sepertinya kelas ngaji bapak-bapak itu juga diinginkan oleh jamaah ibu-ibu,” ujarnya.

Setelah berjalan sepekan, santri ibu-ibu makin bersemangat mengaji. Menjelang berakhir mereka selalu berkata kepada Ustadz Khamim,”Kak Mim, tambah lagi 20 menit.”

Ibu-ibu merasa sangat bahagia dan tentram berada di kelas mengaji ini. Apalagi sebelum di akhir pertemuan selalu mendengar nasihat dan wajib membaca doa untuk kedua orangtua.

Penulis Mundakir  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version