Bantu ‘Pelukis dengan Kaki’ Punya Sepeda Elektrik, SD Mugeb Gelar Pameran

Siti Riana (kiri) dan Nurrahma antusias menyaksikan Muhammad Amanatullah menggambar kelopak bunga dengan kakinya (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Bantu ‘Pelukis dengan Kaki’ Punya Sepeda Elektrik, SD Mugeb Gelar Pameran; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah

PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik mengajak pelukis Gresik Muhammad Amanatullah alias Kak Aam mengadakan pameran lukisan selama dua hari, sejak Rabu (15/6/22). 

Kak Aam bukan pelukis biasa. Pria yang terlahir tanpa tangan itu melukis dengan kakinya. Dialah salah satu pelukis Indonesia yang bergabung dengan organisasi internasional Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA), yaitu asosiasi pelukis yang menggunakan mulut dan kaki. Baca Kisah Inspiratif! Mahasiswa Difabel yang Melukis dengan Kakinya

Berbagai prestasi telah ia raih sejak kelas III SD. Pada tahun 2019, dia terpilih sebagai Tokoh Inklusi Inspiratif dari Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Gresik. Aam juga menjadi motivator dan pembicara di berbagai seminar. 

Mimpi Punya Sepeda Elektrik 

Sejak pagi, dia mengajak siswa SD Mugeb kelas I dan II belajar mewarnai pakai krayon di kelas Fun and Happy with Kak Aam. Setelah itu, dia melukis secara langsung di dekat area pameran lukisannya. Yakni di selasar depan sekolah, di samping kantin. 

Pameran lukisan itu sebenarnya bentuk upaya SD Mugeb membantu Aam mewujudkan mimpinya memiliki sepeda elektrik. Selama ini ia berjalan jarak jauh dengan bantuan sepeda ontel roda tiga steinless bercat biru. Sepeda rakitan khusus oleh kakaknya itu kini sudah tampak berkarat di beberapa bagian. 

Tanpa bantuan sepeda, Aam sebenarnya mampu berjalan dengan dua kakinya yang berukuran pendek. Hanya saja, jarak yang dia tempuh tak bisa jauh. Maka, di tengah class meting pascaujian, SD Mugeb mengajak para siswa menyiapkan infak terbaiknya dan/atau membeli lukisan karya Aam. 

Bagi siswa yang pada hari pertama itu belum membawa uang, mereka masih berkesempatan menginfakkan uangnya sampai Kamis (16/6/22). Donasi juga bisa melalui Bank Jatim 027343198 an SD muhammadiyah GKB, lalu konfirmasi ke admin 0812-2165-5474. 

Baca sambungan di halaman 2: Pikat Wali Siswa 

Dari kiri: Muhammad Amanatullah, Siti Riana, dan Nurrahma. Bantu ‘Pelukis dengan Kaki’ Punya Sepeda Elektrik, SD Mugeb Gelar Pameran dan Buka Donasi (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Pikat Wali Siswa 

Ternyata, kehadiran Aam tak hanya sukses memikat siswa untuk belajar melukis bersama dan mengenal lebih dekat seputar dirinya. Saat sudah beranjak siang, beberapa wali siswa yang sedang menjemput anaknya pun tertarik mengunjungi deretan pameran lukisan Aam. 

Kemudian, mereka ikut menyaksikan semangat Aam unjuk keterampilan melukisnya secara langsung. Beberapa siswa yang menunggu dijemput masih duduk di sekitarnya. Dua di antara wali siswa itu ialah Siti Riana—bunda Bellaluna Felisia Lazuardi kelas I al-Quddus—dan Nurrahma—bunda Yasmin Alysia Gamaliyah Putri H kelas 6 Mars. 

Rina—sapaan bunda Bella—tertarik dengan lukisan mangga yang terpampang di dekat Aam. Lukisan itu mengingatkannya pada pohon mangga di depan rumahnya yang tak kunjung berbuah. “Endi buahe Pak, kok gak ana-ana, sampai ngiler,” ujarnya mengisahkan curahan hatinya ke sang suami. 

“Ini keduluan codotnya malahan ha-ha-ha,” canda Aam menjelaskan lukisan mangganya yang sebagian tampak nyata sudah dimakan codot (kelelawar). 

Di tengah pertemuan mereka pun mengalir obrolan mendalam tentang latar belakang Aam. Pasalnya, mereka terkejut mendengar Aam yang sehari-harinya menjadi guru mengaji di TPQ itu lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Melihat bagusnya lukisan Aam, mereka kira Aam menempuh pendidikan formal di jurusan seni.

Dengan santai khasnya, pria yang baru wisuda bulan April 2022 itu menjelaskan, “Barangkali bisa mengajar di Sekolah Dasar. Saat kuliah lebih banyak belajar cara menguasai anak-anak.” 

Selain itu, pemilihan jurusan itu juga dia putuskan berdasarkan pengalamannya mengajar Anak Berkebutuhan Khusus yang juga bekerja sama dengan UMG. “Saya ditunjuk mengajar mewarnai,” ungkapnya. 

Menggambar-Melukis Kelopak Bunga 

Rina sudah antusias sejak kali pertama bertemu Aam pagi tadi, ketika mengantar Bella berangkat sekolah “Nanti ketemuan ya, Kak!” serunya kepada Aam yang saat itu didampingi sang ayah Aliantoro dan Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi. 

Maka, siang itu dia langsung menghampiri Aam. “Saya ingin tahu cara menggambar kelopak bunga,” ungkapnya. 

Usai mencuci kuasnya, Aam langsung menggeser kanvasnya. Kakinya lincah menggambar di atas kertas HVS. Dia menunjukkan cara menggambar kelopak bunga pakai spidol. “Pertama, (lingkaran) kecil dulu, bagian dalam,” tuturnya. 

Kemudian dia menggambar lengkung-lengkung kecil mengelilingi lingkaran itu. Ada yang mengarah ke luar, ada yang ke dalam. “Ditumpuk-tumpuk, ini kan sudah terlihat,” imbuhnya. Beberapa model seperti kuncup dan bunga yang sedang mekar pun dia contohkan. 

Berlanjutlah pada demo teknik dasar melukis pakai cat yang menurut Aam lebih mudah. Dia mengajarkan bagaimana mencampurkan warna gelap dan muda. “Ini masih basah, kalau ini belum kering tapi dikasih (cat warna) agak muda, agak mudanya kalah. Harus nunggu kering dulu! Ini cat minyak ya dua hari keringnya,” tuturnya. 

Tak lupa, dia menjelaskan bagaimana arah pencahayaan dan posisi warna bayangan yang lebih gelap. Momen itu juga Rina manfaatkan untuk menggali informasi pembelian alat-alat melukisnya. 

Baca sambungan di halaman 3: Dukung Minat Anak 

Siti Riana (kiri) dan Nurrahma antusias menyaksikan Muhammad Amanatullah menggambar kelopak bunga dengan kakinya (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Dukung Minat Anak 

Mengakui keindahan lukisan Aam, menurut Rina, pantas Aam rutin mengirim lukisan setiap bulan ke Swiss untuk dipamerkan, sekaligus langsung mendapat apresiasi sejumlah uang. “Memang mahal, bikinnya lama terus imajinasinya kan harus pintar,” ujarnya  

Ibu pecinta karya seni lukis itu, bulan lalu juga mengajak anaknya, Bella, mengunjungi pameran lukisan di Surabaya. Saat itulah dia menyadari Bella punya ketertarikan dengan lukisan. 

“Pas kemarin tak ajak ke Surabaya, lihatnya lama,” kenangnya. Bella juga sempat bertanya cara menggambar bunga, tapi saat itu dia juga belum tahu pasti tekniknya. 

Setelah belajar langsung dari Aam dan memahami tekniknya, dia berencana membelikan Bella peralatan dasar melukis untuk latihan bersamanya. Dengan dukungan itu, dia berharap, “Mudah-mudahan anak saya bisa nurun (bisa melukis).” 

Pesan Lukisan Wajah 

Lain lagi dengan Rahma, sapaan bunda Yasmin. Usai melihat pameran lukisan Aam dan menangkap banyak lukisan bertema hewan dan tumbuhan, Rahma pun memberanikan diri bertanya, “Kalau pengin melukis sketsa wajah, bisa?” 

Dengan percaya diri Aam menjawab bisa, kemudian memastikan, “Sketsa apa yang realis? Yang realis ya bisa.” Akhirnya mereka sepakat, Rahma mengirim foto terbaiknya lewat WhatsApp untuk Aam lukis realis sehingga tampak seperti foto aslinya. 

Usai pertemuan itu, kepada PWMU.CO dia mengungkap, “Istimewa banget! Saya senang, terharu juga. Dengan keadaan seperti itu ternyata punya kelebihan luar biasa!” 

Lengkap sudah Aam berbagi ilmu dan pengalaman pada hari pertama pamerannya di Sekolah Penggerak itu. Alhasil, siang itu Aam pulang dengan mengantongi PR lukisan wajah realis. (*) 

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version