Kumpulkan Rp 25,6 Juta, SD Mugeb Wujudkan Mimpi Kak Aam sang Pelukis dengan Kaki

Dari kanan: M Nor Qomari, Muhammad Amanatullah, Gunawan Hidayat, Saiful Rizal dan para siswa SD Mugeb (Istimewa/PWMU.CO)

Kumpulkan Rp 25,6 Juta, SD Mugeb Wujudkan Mimpi Kak Aam, sang Pelukis dengan Kaki; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah

PWMU.CO – Mimpi pelukis dengan kaki Muhammad Amanatullah SPd alias Kak Aam akan segera terwujud. Bukan hanya akan memiliki sepeda elektrik khusus yang telah lama ia nantikan untuk membantunya menempuh perjalanan jauh, tapi Aam—sapaannya—juga dapat kesempatan mengajar di sekolah dasar. 

“Mas Aam akan mengajar di SD Mugeb sebagai guru ekstrakurikuler seni lukis,” ungkap Kepala SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik M Nor Qomari SSi, Kamis (16/6/22). 

Mengetahui hal itu, Aam menyatakan, “Saya sangat bersyukur!” Usai menuntaskan beberapa target lukisan bulanannya yang dikirim ke AMFPA di Swiss, Aam akan menjalankan perannya sebagai guru di sekolah ramah anak itu. 

Aam juga berterima kasih kepada para donatur. “Kepada semua dermawan, anak didik SD Mugeb dan para ustad-ustadzahnya luar biasa, mudah-mudahan donasi yang mereka berikan diberkahi oleh Allah dan dibalas lebih dari yang mereka berikan kepada saya.” 

“Sepeda (elektrik) ini saya impikan! Sepeda ini masih pakai kaki, pakai tenaga saya. Kalau nanti kan pakai mesin sepeda motor, Insyaallah kuat membawa saya ke mana-mana sendiri tanpa diantar orangtua,” ungkapnya. 

Terwujudnya dua mimpi besar Aam berawal dari program Fun and Happy with Kak Aamyang digelar SD Mugeb selama dua hari, Rabu-Kamis (15-16/6/22). Dari pagi hingga sore—di sela Classmeting usai ujian sekolah—para siswa bersenang-senang bersama Aam. 

Pengalaman Sukses 

Antusiasme siswa tergambar jelas saat diajak belajar mewarnai dan melukis, menonton pameran lukisan karya Aam, serta ikut berdonasi. Muhammad Fahreza Putra R kelas V Australia yang biasa dipanggil Reza itu tak henti-hentinya mengajukan berbagai pertanyaan ke Aam. 

Misalnya ketika Aam mengenalkan akun Instagramnya @muhammad.amanatullah. “Perjalanan Kak Aam semua ada di situ,” ujarnya. 

Tak puas, peraih juara I Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) se-Kebomas itu bertanya, “Perjalanan Kak Aam?” 

Aam pun menerangkan dirinya pernah diundang mengisi program televisi Kick AndyHitam Putih-nya Deddy Corbuzier, dan lainnya. 

“Wuiiih! Keren!” ujar Reza kagum setiap kali Aam mengurai pengalaman suksesnya. 

Begitupula saat Aam menceritakan dirinya bergabung dengan organisasi internasional Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA). Yaitu asosiasi yang memfasilitasi penjualan karya pelukis yang menggunakan mulut dan kaki agar bisa terus fokus berkarya. “Semua (biaya) alat lukis seperti cat, kanvas dari sana,” terangnya. 

Terlepas dari itu, bukan berarti Aam tak hadapi tantangan. Untuk menghasilkan lukisan dengan tingkat kesulitan tinggi, seperti bulu hewan, Aam menekankan perlu sabar dan telaten mengerjakannya selama beberapa pekan. “Pelan-pelan biar jadi seperti bulu aslinya,” imbuhnya. 

Namun, tantangan itu dia jadikan sebagai pelajaran dan motivasi diri. “Aku harus bisa! Kalau yang saya anggap sulit itu bisa, nanti yang lainnya Insyaallah bisa,” ucapnya penuh optimis. 

Baca sambungan di halaman 2: Pamerkan Lukisan Realis

Gunawan Hidayat borong tiga lukisan Kak Aam. Kumpulkan Rp 25,6 Juta, SD Mugeb Wujudkan Mimpi Kak Aam, sang Pelukis dengan Kaki (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Pamerkan Lukisan Realis

Pameran lukisan Aam—alumnus Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Gresik yang meraih The Best Motivator pada Yudisium ke-40 (18/2/22)—pun mengundang decak kagum siswa SD Mugeb. 

Seperti siswa kelas III Excellent Azalea Latisha dan Keysha Ammara Zelmirrani saat berjalan menyusuri lorong depan kantin. Sebanyak 17 lukisan Aam bertema hewan, tumbuhan, dan pemandangan alam tergantung di sana. “Aku suka koala!” ujar Azalea. “Iya, lucu koalanya!” sahut Keysha. 

Kemudian dia mengajak Keysha beralih melihat lukisan mangga. Azalea spontan berkomentar, “(Mangga) Ini kayak asli bolongnya! Aku sudah menabung. Aku mau pake uang tabunganku (buat donasi).” 

Sementara itu, ternyata Keysha terpikat dengan lukisan kucing di sampingnya. “Kayak kucing di rumahku,” ujarnya. Pandangannya tak lepas memandangi lukisan realis tersebut (15/6/22). 

Rp 25,6 Juta dalam Dua Hari 

Seluruh lukisan yang Aam pamerkan di sana sudah dia kirim ke AMFPA. Maka, kepada para pengunjung pameran lukisannya, Aam mengedukasi, “Kalau sewaktu-waktu ada yang mau membeli, nanti saya bikin surat pernyataan. Ini kan sudah hak milik AMFPA,” terangnya. 

Surat pernyataan yang Aam maksud berisi kesediaan dan kesepakatan lukisan itu tidak untuk diperbanyak, melainkan hanya untuk hiasan dinding. Sebab, jika AMFPA tahu ada oknum yang memperbanyak karya tersebut—misal untuk dimuat di kalender atau majalah—maka akan terkena konsekuensi pelanggaran pajak dan hak cipta. 

Akhirnya, pada hari kedua, dari belasan lukisan yang Aam bawa—berbandrol harga sekitar Rp 1,2 sampai 2,3 juta—enam lukisan laku terjual dengan total nilai Rp 10 juta. Pengusaha sekaligus pecinta lukisan Gunawan Hidayat pun tertarik memborong tiga lukisan, di antaranya Monas dan Pelabuhan.

Sebelumnya, pada sore hari pertama, Ari—sapaan akrab sang kepala sekolah—memutuskan membeli lukisan elang seharga Rp 2,3 juta. Kemudian, menjelang siang hari kedua, giliran siswa kelas II Dandelion, Ammar Khaleed Pratama, yang tertarik membeli lukisan Aam. 

Wakil Kepala Bidang Pembiasaan dan Pembinaan Karakter Nur Hamidah SPd pun mengungkap, selain menggelar pameran lukisan, SD Mugeb juga memberi kesempatan warga sekolah membantu mewujudkan mimpi Aam dengan berdonasi. 

Mida—sapaan akrabnya—memaparkan, total donasi tunai siswa dan guru mencapai Rp 13,5 juta. Selain itu, ada Rp 2,1 juta berasal dari donasi transfer. “Alhamdulillah, jadi hasil donasi buat Kak Aam totalnya mencapai Rp 15,6 juta,” ujarnya. 

Jika digabung dengan perolehan hasil penjualan lukisan yang dipamerkan, maka pada hari kedua pameran terkumpul Rp 25,6 juta untuk Aam. 

Baca sambungan di halaman 3: Lukisan Bermakna dan Punya Misi 

Kak Aam sedang melikis dengan kakinya. Kumpulkan Rp 25,6 Juta, SD Mugeb Wujudkan Mimpi Kak Aam, sang Pelukis dengan Kaki (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Lukisan Bermakna dan Punya Misi 

Saat melihat label harga lukisan elang yang Ari beli, sebagian siswa terkejut sekaligus bertanya, “Wah, dua juta tiga ratus (ribu)?” 

Teman lainnya memastikan sambil agak mendekat, “Dua ratus tiga puluh, eh dua juta” 

Sementara itu, siswa lain menyahut, “Ya mahal soalnya ada maknanya!” 

Mendengar itu, Aam dengan senyum ramahnya langsung melontarkan pertanyaan kepada mereka, “Iya! Maknanya apa ya kira-kira?” Semua siswa kompak menggeleng dan menjawab tidak tahu. 

Akhirnya, Aam menerangkan, “Maknanya, selalu berusaha, selalu semangat! Dia gini kan, diadu alisnya (Aam spontan memeragakan ekspresi fokus dan serius layaknya ekspresi elang yang dia lukis), ‘Aku harus semangat, aku harus bisa!’ gitu!” 

Di lukisan Monas yang juga sudah tertulis ‘Sold’ (terjual), Aam punya misi khusus mempromosikan pariwisata Indonesia. “Mengenalkan ke warga Swiss, inilah ikon utama dari Ibukota Jakarta, Monas!” terangnya. Kemudian ia berkelakar, meskipun dirinya belum ke sana, tapi lukisannya sudah mewakilinya. 

Implementasi Sekolah Ramah Anak 

M Nor Qomari SSi mengungkap, serangkaian kegiatan itu bagian implementasi program sekolah ramah anak yang akrab dengan inklusivitas. 

“Di samping sekolah bisa melayani seluruh modalitas atau kondisi siswa, dengan berbagai karakteristik dan keunikan mereka, sekolah juga berupaya menciptakan suasana lingkungan yang ramah bagi anak,” ujarnya. 

Maka, dengan menghadirkan Kak Aam di SD Mugeb, Ari—sapaan akrabnya—berharap, para siswa bisa menghargai semua orang.  Sebab, mereka memahami ada potensi (kekuatan) diri pada setiap manusia. “Habis kulakan semangat dari perjuangan Kak Aam, anak-anak terdorong untuk menyadari potensi dirinya sejak dini,” imbuhnya. 

Tak hanya itu, dia yakin, proses belajar siswa bersama Aam bisa mendorong mereka senantiasa bersyukur. “Diwujudkan dengan terus lebih giat belajar,” tambahnya. 

Dari donasi yang terkumpul, keluarga besar SD Mugeb akan mewujudkan cita-cita Aam untuk memiliki sepeda elektrik modifikasi. “Kak Aam tidak meminta tapi Kak Aam ingin karyanya dibeli untuk dialokasikan membeli sepeda,” tegas Ari. (*) 

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version