![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-06-at-16.25.49.jpeg?resize=957%2C698&ssl=1)
Mitos PTN
Tentang perguruan tinggi, Prof Mu’thi mengatakan, sebagian orangtua masih berpendapat perguruan tinggi negeri lebih baik dari perguruan tinggi swasta.
“Itu peraturan lama. Sekarang ini, kualitas perguruan tinggi dilihat dari akreditasinya,” ujartnya.
“Sekarang, A-nya negeri sama dengan A-nya swasta. Sudah banyak yang memilih masuk swasta karena keinginan, bukan karena nilai rendah atau tidak diterima di negeri,” tambah dia.
“Ada juga mitos kuliah di negeri lebih murah dari swasta, padahal banyak sekali kampus negeri yang lebih mahal, atau bahkan lebih murah dari swasta. Ada mitos kuliah di negeri akan jadi pegawai negeri,” terangnya.
Namun perkembangan generasi sekarang ini, kata Prof Mu’ti, muncullah mitos baru anak-anak muda sekarang tidak mau menjadi pegawai negeri. “Banyak PNS milenial mengundurkan diri karena merasa gajinya terlalu sedikit, tidak sesuai dengan keahliannya,” lanjutnya.
Kekuatan di Muhammadiyah, sambung Prof Mu’ti, adalah yawn society, yaitu lingkungan sosialnya yang banyak orang kaya sukses di dalamnya bukan karena harta orangtua tetapi karena pekerjaan dan prestasinya.
Lingkugan sosial ini memiliki pembawaan sangat sederhana, bahkan rumah dan kendaraan juga biasa-biasa saja, tapi uangnya dipakai untuk berderma, membantu sebagian masyarakat yang memang membutuhkan.
“Tapi orang Muhammadiyah itu kurang pede, kurang sombong dengan semua prestasi dan kelebihannya,” tukasnya sekali lagi yang mengundang tawa riuh peserta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post